• News

Tujuh Tahun Permusuhan, Menteri Luar Negeri Iran dan Saudi Bertemu di China

Yati Maulana | Jum'at, 07/04/2023 09:15 WIB
Tujuh Tahun Permusuhan, Menteri Luar Negeri Iran dan Saudi Bertemu di China Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud menghadiri konferensi pers di KTT Teluk Arab di Riyadh, Arab Saudi, 9 Desember 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Menteri luar negeri Iran dan Arab Saudi bertemu di China untuk pertemuan formal pertama diplomat paling senior mereka dalam lebih dari tujuh tahun, kata televisi pemerintah Saudi Al Ekhbariya, di bawah kesepakatan untuk menghidupkan kembali hubungan antara kekuatan regional.

Setelah bertahun-tahun permusuhan yang memicu konflik di Timur Tengah, Teheran dan Riyadh setuju untuk mengakhiri keretakan diplomatik mereka dan membuka kembali kedutaan dalam kesepakatan besar yang difasilitasi oleh China bulan lalu.

Dalam cuplikan singkat yang disiarkan di Twitter pada dini hari Kamis, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dan rekannya dari Iran, Hossein Amirabdollahian, saling menyapa sebelum duduk berdampingan.

Dimulainya kembali hubungan yang diumumkan bulan lalu dan pengaturan pertukaran duta besar akan dibahas dalam pertemuan tersebut.

Peran Beijing dalam terobosan antara Teheran dan Riyadh mengguncang dinamika di Timur Tengah, di mana Amerika Serikat selama beberapa dekade menjadi mediator utamanya.

Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016 setelah kedutaannya di Teheran diserbu selama perselisihan antara kedua negara atas eksekusi Riyadh terhadap seorang ulama Muslim Syiah.

Kerajaan kemudian meminta diplomat Iran untuk pergi dalam waktu 48 jam saat mengevakuasi staf kedutaannya dari Teheran.

Hubungan mulai memburuk setahun sebelumnya, setelah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab campur tangan dalam perang Yaman, di mana gerakan Houthi yang berpihak pada Iran menggulingkan pemerintah yang didukung Saudi dan mengambil alih ibu kota, Sanaa.

Bagi Arab Saudi, kesepakatan itu bisa berarti peningkatan keamanan. Kerajaan menyalahkan Iran karena mempersenjatai Houthi, yang melakukan serangan rudal dan pesawat tak berawak di kota-kota dan fasilitas minyaknya.

Pada 2019, Riyadh menyalahkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas minyak Aramco, yang melumpuhkan setengah dari produksi minyaknya, langsung ke Republik Islam tersebut. Teheran membantah tuduhan itu.

FOLLOW US