• Oase

Akhir Mengenaskan Kehidupan Sang Penguasa Zalim

Rizki Ramadhani | Jum'at, 31/03/2023 08:33 WIB
Akhir Mengenaskan Kehidupan Sang Penguasa Zalim Ilustrasi (foto: orbitmetro)

Jakarta - Setiap hamba beriman pasti mengharapkan akhir kehidupan yang baik. Mendambakan rahmat Allah Subhanahu wa Ta`ala dan surga-Nya. Untuk mendapatkan tiket istimewa ini dibutuhkan tekad dan perjuangan agar tidak terjadi yang sebaliknya.

Namrud telah berkuasa selama 400 tahun dan mengaku dirinya tuhan. Putera Kan’an ini menunjukan kezaliman dan kekejamannya lagi untuk menghentikan dakwah nabi Ibrahim `alaihissalam.

Al-Qur’an menjelaskan kondisi Namrud dalam surah (ke-2) Al-Baqarah ayat 258,

"…Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim."

Namrud bukannya bertobat dan beriman, dia malah mengusir nabi Ibrahim `alaihissalam. Dijelaskan dalam Tafsir At-Thabari, Allah ﷻ menghinakan Namrud yang merasa bahwa dirinya hebat dengan dibuat mati karena seekor hewan yang sangat kecil dengan penuh ketersiksaan.

Bahkan diuraikan dalam Tafsir At-Thabari dan Tafsir Muqatil bin Sulaiman, sebagian ahli tafsir menyebutkan akhirnya Allah ﷻ mengirimkan seekor lalat atau nyamuk yang masuk ke dalam hidung Namrud. Lalat tersebut tinggal di dalam kepala sang raja selama 400 tahun.

Kondisi ini sangat menyiksa putera Kan’an. Maka selama itu pula kepalanya senantiasa dipukul dengan palu untuk mengurangi sakitnya. Sehingga orang yang paling rahmat kepada sang penguasa dunia ini adalah yang bersedia memukulkan kepalanya dengan menggunakan palu. Dia menjadi raja yang sombong dan zalim selama 400 tahun, maka Allah Azza wa Jalla mengadzabnya selama 400 tahun, lalu Allah ﷻ membinasakannya.

Kembali kepada kisah nabi Ibrahim `alaihissalam diusir oleh Namrud. Beliau `alaihissalam bertemu dengan Luth `alaihissalam saat tiba di pintu keluar kota. Nabi yang bergelar khalilullah ini pun mendakwahi keponakannya tersebut.

Sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surah (ke-29) Al-‘Ankabut ayat 26,

Maka Luth membenarkan (kenabian Ibrahim). Dan dia (Ibrahim) berkata, "Sesungguhnya aku harus berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku; sungguh, Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.""

As-Suddiy menerangkan dalam Tafsir Ibn Abi Hatim, bahwa Luth `alaihissalam pun beriman kepada nabi Ibrahim `alaihissalam. Selanjutnya, Allah Azza wa Jalla perintahkan nabi Ibrahim `alaihissalam berhijrah meninggalkan Babilonia.

Ketika Nabi yang memiliki predikat ulul azmi ini  telah jauh meninggalkan kampungnya, Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-19) Maryam ayat 49,

Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya’qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi Nabi.”

Ini merupakan diantara banyaknya bukti nyata sebagaimana hadis riwayat imam Ahmad rahimahullah, Rasulullah ﷺ bersabda,

Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘Azza wa Jalla, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.”

Semoga Allah ﷻ menguatkan kita di atas Islam dan sunah.

(Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US