• News

Rusia Alihkan Semua Ekspor Minyak yang Terkena Embargo Barat

Yati Maulana | Rabu, 29/03/2023 16:05 WIB
Rusia Alihkan Semua Ekspor Minyak yang Terkena Embargo Barat Menteri Energi Rusia Nikolay Shulginov di Saint Petersburg, Rusia 16 Juni 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Rusia telah berhasil mengalihkan semua ekspor minyak mentahnya yang terkena sanksi Barat atas Ukraina ke negara-negara "sahabat". Menteri Energi Nikolai Shulginov mengatakan pada hari Selasa. Sementara produksi minyak dan gas masih mengalami penurunan tahun ini.

Barat memberlakukan sanksi luas, termasuk embargo impor minyak Rusia melalui laut, setelah Moskow mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina pada Februari 2022.

"Saya dapat mengatakan hari ini bahwa kami telah berhasil mengalihkan sepenuhnya seluruh volume ekspor yang terkena dampak embargo. Tidak ada penurunan penjualan," kata Shulginov dalam sebuah forum energi.

Shulginov menegaskan kembali bahwa produksi minyak dan gas Rusia diperkirakan akan menurun pada tahun 2023, karena Moskow mendapat tekanan dari pembatasan Barat dan kurangnya pembeli Eropa.

Berbicara pada acara yang sama, Alexander Dyukov, CEO perusahaan minyak utama Rusia Gazprom Neft (SIBN.MM), mengatakan bahwa tahun 2023 akan lebih sulit daripada tahun 2022 dan tekanan sanksi akan meningkat.

INDIA
Shulginov mengatakan Rusia telah berupaya mengubah rute ekspor minyak dan produk minyaknya ke Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah dari pasar tradisionalnya di Eropa.

India adalah pembeli terbesar minyak mentah kelas Ural Rusia pada bulan Maret. Pengiriman ke India diperkirakan mencapai lebih dari 50% dari semua ekspor Ural lintas laut bulan ini, dengan China di tempat kedua.

Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan penjualan minyak Rusia ke India melonjak 22 kali lipat tahun lalu, tetapi dia tidak merinci volume penjualan.

Novak mengatakan pendapatan energi menyumbang 42% dari anggaran federal Rusia pada tahun 2022, naik dari 36% pada tahun 2021. Dia mengatakan industri energi Rusia berkelanjutan, terlepas dari tantangan sanksi Barat.

Dia mengatakan Rusia perlu fokus pada peningkatan ekspor energi ke negara-negara yang disebut "ramah" dan akan terus mengembangkan alat asuransi yang diperlukan untuk mendukung perdagangan ini.