• Oase

Ujian Pemuda Beriman, Kesabaran dan Teguh pada Kebenaran

Rizki Ramadhani | Jum'at, 24/03/2023 23:36 WIB
Ujian Pemuda Beriman, Kesabaran dan Teguh pada Kebenaran Ilustrasi (foto:tribunjogja)

Jakarta - Salah satu kisah ujian keimanan seorang pemuda sebagaimana yang diriwayatkan dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu sebagaimana yang dinukil dari hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

Dahulu ada seorang raja dari golongan umat sebelum nabi Muhammad ﷺ diutus mempunyai seorang penyihir yang sudah berusia tua. Sang penyihir meminta kepada raja agar dikirimkan seorang anak untuk menjadi pewaris ilmu sihirnya.

Kita telah mengetahui bahwa pemuda dalam kisah yang lalu awalnya berada dalam pengasuhan raja dan pengajaran tukang sihir, namun ia mau menerima hidayah pada kebenaran.

Raja yang sombong dengan menolak kebenaran ini berlaku zalim kepada si pemuda tersebut disebabkan kekhawatirannya sendiri atas kelanggengan kekuasaan dunianya.

Saat pemuda tersebut dihadapkan kepada Raja, maka diperintahkan untuk kembali menuhankan sang raja. Pemuda beriman itupun menolak. Raja yang murka segera menitahkan untuk menyiksa dan membunuh pemuda itu jika tetap menolak menyembah raja sebagai tuhan.

Pasukan kerajaan membawa sang pemuda ini mendaki gunung dengan maksud akan dilemparkan dari puncak gunung.

Saat pendakian tersebut, Sang pemuda berdoa, “Ya Allah, cukupilah aku dari tindakan mereka dengan kehendak-Mu.” Maka gunung pun berguncang dan semua pasukan itu terjatuh ke dasar jurang.

Lantas pemuda itu kembali berjalan menuju raja. Sang pemuda mengabarkan bahwa Allah Ta’ala telah menjaganya dari tindakan mereka.

Raja lalim itu segera memerintahkan pasukannya untuk menenggelamkan Sang pemuda. Sang pemuda dibawa berlayar menuju tengah lautan. Pemuda ini pun berdoa yang sama kepada Allah ﷻ. Tiba-tiba perahu tersebut terbalik, hingga menenggelamkan seluruh pasukan raja.

Pemuda tersebut kembali berjalan mendatangi raja. Sang pemuda mengabarkan yang sama, bahwa Allah Ta’ala telah menjaganya dari tindakan mereka.

Sang pemuda pun berkata pada Raja, bahwa Sang raja tidak akan bisa membunuhnya, kecuali telah terpenuhi syarat yang dimintanya.

Raja sangat ingin mengetahui syaratnya. Sang pemuda tersebut pun menjelaskan syaratnya. Yaitu, agar seluruh rakyat dikumpulkan di suatu bukit. Lalu mengikat diri pemuda itu di atas sebuah pelepah.

Kemudian mengambil anak panah dari tempat panahnya, selanjutnya mengucapkan Bismillah robbil ghulam, yang artinya dengan menyebut nama Allah Tuhan dari pemuda ini. Selanjutnya memanah dirinya.

Pemuda itupun menegaskan bahwa jika melakukan seperti syarat itu, maka dengan ijin Allah ﷻ, Sang raja akan mampu membunuh dirinya.

Raja segera menitahkan seluruh rakyat berkumpul di suatu bukit pada waktu yang telah ditentukan. Pemuda tersebut pun diikat di pelepah, lalu raja tersebut mengambil anak panah dari tempat panahnya kemudian diletakkan di busur.

Setalah itu, Sang raja mengucapkan, “Bismillah robbil ghulam” dengan suara yang lantang hingga semua yang hadir mendengar ucapannya.

Selanjutnya, Sang raja melepaskan anak panah tersebut hingga mengenai pelipis si pemuda itu. Lalu pemuda tersebut memegang pelipisnya di tempat anak panah tersebut menancap. Akhirnya, sang pemuda beriman itu pun mati.

Semoga kita senantiasa dapat bersabar dan berpegang teguh pada kebenaran, tidak terjerumus dalam jalan kesesatan walau dibujuk dengan kemewahan dan kedudukan, atau disakiti dan diancam dengan nyawa.

(Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US