• Oase

Kisah Ujian Mengokohkan Keimanan Kala Menyambut Hidayah

Rizki Ramadhani | Jum'at, 24/03/2023 16:37 WIB
Kisah Ujian Mengokohkan Keimanan Kala Menyambut Hidayah Ilustrasi berjalan di padang pasir (foto:belajarislam)

Jakarta - Kita mungkin pernah menjumpai seseorang yang menyatakan dirinya telah memiliki keimanan terhadap Allah Subhanahu wa Ta`ala secara kokoh. Padahal Allah ﷻ telah menegaskan akan menguji keimanan setiap hamba-Nya.

Berikut ini salah satu kisah ujian keimanan sebagaimana yang dinukil dari hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu.

Dahulu ada seorang raja dari golongan umat sebelum nabi Muhammad ﷺ diutus. Raja itu mempunyai seorang penyihir yang sudah berusia tua. Sang penyihir meminta kepada raja agar dikirimkan seorang anak untuk menjadi pewaris ilmu sihirnya.

Maka diutuslah seorang anak yang menjadi murid si penyihir tua tersebut. Di tengah perjalanan ingin belajar, sang murid bertemu seorang pendeta. Anak tersebut begitu takjub menyimak berbagai nasehat yang disampaikan si pendeta.

Karena terlambat mendatangi si Penyihir tua, ia dipukul. Namun sang anak tersebut tetap menemui si Pendeta untuk belajar pada hari-hari berikutnya.

Pada suatu hari, sang murid yang berguru kepada si penyihir tua dan si pendeta itu melihat seekor binatang besar yang menghalangi jalan orang-orang yang hendak melaluinya.

Diapun mengambil sebuah batu dan berkata, “Ya Allah, apabila perkara pendeta itu lebih dicintai di sisi-Mu daripada tukang sihir itu, maka bunuhlah binatang ini sehingga orang-orang dapat berlalu.” Lalu ia melempar binatang tersebut dan terbunuh, sehingga orang-orang bisa lewat.

Seiring waktu, anak tersebut tumbuh menjadi seorang pemuda yang beriman kepada Allah ﷻ. Dengan ijin Allah ﷻ, sang pemuda mampu menyembuhkan orang dari berbagai penyakit, termasuk kebutaan dan penyakit kulit.

Suatu ketika, sahabat dekat raja yang telah lama buta mendatangi pemuda tersebut untuk disembuhkan. Pemuda ini pun berdoa kepada Allah Yang Maha Menyembuhkan. Lantas Allah ﷻ menyembuhkannya dan dia pun beriman pada Allah Ta’ala.

Sahabat raja tadi kemudian mendatangi raja seperti yang biasa dilakukannya. Raja pun bertanya siapa yang menyembuhkannya. Ia pun menjawab, “Rabbku. Rabbku dan Rabbmu itu sama yaitu Allah.”

Sang Raja yang sejak lama mengaku sebagai tuhan untuk rakyatnya menjadi murka dan menyiksanya hingga menunjukkan si pemuda tadi.

Maka dihadirkan pemuda tersebut dihadapan raja. Sang pemuda menjelaskan bahwa Allah ﷻ yang menyembuhkan sedangkan dia tidak dapat menyembuhkan siapa pun. Mendengar hal itu, raja lalu menyiksanya sampai ditunjukkan pada pendeta yang menjadi gurunya.

Kemudian didatangkan si pendeta dihadapan raja. Raja pun memerintahkan padanya untuk tidak lagi mengimani Allah ﷻ sebagai tuhan. Pendeta itu pun menolak titah sang Raja. Maka sang raja meminta gergaji kemudian diletakkan tepat di tengah kepalanya, lalu dibelahlah kepala dan tubuhnya sampai terbelah menjadi dua bagian.

Setelah itu, sahabat dekat raja didatangkan pula, ia pun diperintahkan hal yang sama. Dia pun tetap beriman kepada Allah. Sehingga mengalami sama seperti si pendeta.

Kemudian giliran pemuda tersebut yang didatangkan. Sang raja  memerintahkan hal yang sama. Sang pemuda pun menolak dengan penuh keimanan kepada Allah ﷻ. Raja menjadi murka dan menitahkan untuk menyiksa dan membunuhnya karena tetap menolak perintahnya.

Hati hamba di tangan Allah ﷻ. Allah memberi petunjuk pada siapa yang Dia kehendaki. Semoga kita semua mampu menggapai hidayah Allah ﷻ untuk selalu berada pada kebenaran.

(Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US