• News

Selesaikan Pakta Kapal Selam Melawan China, Rishi Sunak Terbang ke Amerika

Yati Maulana | Senin, 13/03/2023 11:05 WIB
Selesaikan Pakta Kapal Selam Melawan China, Rishi Sunak Terbang ke Amerika Sebuah kapal selam nuklir terlihat di pangkalan kapal selam Royal Navy di Faslane, Skotlandia, Inggris 31 Agustus 2015. Foto: Reuters

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak terbang ke Amerika Serikat pada hari Minggu untuk bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese untuk menyelesaikan rincian pakta kapal selam yang bertujuan melawan China.

Inggris juga akan menerbitkan pembaruan untuk keamanan, pertahanan, dan kebijakan luar negerinya, yang dikenal sebagai Tinjauan Terintegrasi, pada hari Senin, yang menjelaskan bagaimana Inggris akan menanggapi ancaman dunia yang semakin meningkat.

Sejak pembaruan terakhir pada tahun 2021, Rusia telah menginvasi Ukraina dan ketegangan dengan China meningkat.

Inggris, A.S., dan Australia mengumumkan rencana AUKUS (Australia-UK-US) pada tahun 2021 sebagai bagian dari upaya untuk melawan jejak militer China yang semakin meningkat di kawasan Indo-Pasifik; pertemuan di San Diego pada hari Senin diperkirakan akan memutuskan langkah selanjutnya bagi Australia untuk menerima kapal selam bertenaga nuklir.

Sunak memuji aliansi AUKUS pada hari Sabtu dan mengatakan kemitraan semacam itu merupakan contoh pendekatan Inggris. "Di masa-masa sulit, aliansi global Inggris adalah sumber kekuatan dan keamanan terbesar kami," katanya.

“Saya bepergian ke Amerika Serikat untuk meluncurkan tahap berikutnya dari program kapal selam nuklir AUKUS, sebuah proyek yang mengikat hubungan dengan sekutu terdekat kita dan memberikan keamanan, teknologi baru, dan keuntungan ekonomi di dalam negeri.”

Di bawah kesepakatan AUKUS awal yang diumumkan pada tahun 2021, Amerika Serikat dan Inggris setuju untuk memberi Australia teknologi dan kemampuan untuk kapal selam bertenaga nuklir.

Inggris mengatakan kesepakatan itu, pertama kali Amerika Serikat berbagi teknologi propulsi nuklirnya sejak melakukannya dengan Inggris pada 1950-an, akan membantu menciptakan lapangan kerja baru di Inggris dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lamban.