• Ototekno

Hal yang Akan Rerjadi Jika Pengidap Sindrom Asherman Mengalami Kehamilan

Asrul | Rabu, 01/03/2023 03:05 WIB
Hal yang Akan Rerjadi Jika Pengidap Sindrom Asherman Mengalami Kehamilan ilustrasi penyakit Sindrom Asherman (foto: alodokter)

Jakarta - Sindrom Asherman adalah suatu kondisi langka yang mempengaruhi sistem reproduksi wanita. Orang yang mengalami kondisi ini, memiliki ikatan jaringan parut atau perlengketan yang terbentuk di bagian leher rahim akibat melakukan operasi rahim seperti dilatasi dan kuretasi (D&C). 

Jaringan parut adalah adalah kumpulan sel dan kolagen yang menutupi bekas terjadinya luka, atau mudahnya bisa diartikan sebagai bekas luka. Ikatan jaringan parut yang berada dalam rahim disebut adhesi atau sinekia intrauterine

Nah, jika jaringan parut terus berkembang dalam rahim maka bisa menyebabkan ukuran rahim lebih kecil, atau di kasus yang lebih ekstrim dinding rahim bisa menyatu.

Pengaruh Sindrom Asherman dalam Kesuburan Wanita

Pengidap sindrom Asherman memiliki peluang yang sedikit untuk hamil. Kalaupun pengidapnya hamil maka risiko untuk mengalami keguguran akan sangat tinggi. Sebab, perlengketan di dalam dinding rahim tidak akan memberikan cukup ruang untuk perkembangan janin.

Nah, hal inilah yang membuat pasien dengan kondisi sindrom Asherman cenderung mengalami risiko keguguran atau kegagalan dalam melahirkan yang lebih tinggi, dibandingkan wanita tanpa kondisi ini.

Berikut adalah kemungkinan yang akan terjadi jika pengidap sindrom Asherman mengalami kehamilan:

Plasenta akreta. Plasenta akreta terjadi ketika plasenta menempel terlalu dalam ke dinding rahim yang menyebabkan kehamilan beresiko tinggi. Dampaknya adalah kerusakan rahim dan organ lain yang berada di dekatnya.

Plasenta Previa. Plasenta menghalangi pembukaan serviks, yang dapat menyebabkan perdarahan hebat selama kehamilan dan kelahiran. Serta juga dapat meningkatkan resiko kelahiran prematur.

Pendarahan yang berlebihan. Pendarahan yang berlebihan dapat menyebabkan keguguran, infeksi, atau bisa menjadi tanda kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan adalah kehamilan yang terjadi di tuba falopi.

1. Keguguran berulang.

2. Berat badan bayi rendah.

3. Perkembangan kanker endometrium.

Kenali Penyebab Sindrom Asherman

Sindrom Asherman paling sering disebabkan oleh trauma pada rahim yang dikarenakan pembedahan atau pembersihan dinding rahim (D&C).

D&C umumnya dilakukan untuk membersihkan lapisan rahim setelah keguguran atau aborsi, atau untuk mengobati kondisi rahim tertentu seperti pendarahan hebat. 

D&C setelah keguguran adalah salah satu faktor resiko tertinggi pemicu sindrom Asherman, pengikisan lapisan rahim setelah prosedur ini dapat menyebabkan jaringan parut melekat sehingga menyebabkan sindrom Asherman.

Penyebab selanjutnya adalah operasi caesar atau C-Section. Dalam beberapa kasus, operasi caesar dapat menyebabkan jaringan parut terbentuk.

Jaringan parut yang terbentuk dapat terjadi ketika jahitan digunakan untuk menghentikan pendarahan selama operasi caesar, dan pasien mengalami infeksi pada saat operasi caesar. Namun, jika pasien tidak mengalami infeksi maka akan kecil risiko terkena sindrom Asherman.

Penyebab lainnya adalah infeksi pada organ reproduksi wanita. Seperti servisitis, penyakit radang panggul (PID), dan tuberkulosis genital.

Tuberkulosis genital adalah saat bakteri tuberkulosis memasuki sistem reproduksi wanita sehingga menyebabkan sindrom Asherman.

Gejala Sindrom Asherman yang Perlu Diwaspadai

Gejala yang paling umum dirasakan oleh pasien dengan sindrom Asherman adalah sedikitnya darah menstruasi yang dikeluarkan (hipermenorea) atau tidak menstruasi (amenore), yang disertai dengan kram dan nyeri di bagian perut. Namun, selain karena sindrom asherman faktor lain yang menyebabkan berhentinya siklus menstruasi pada wanita antara lain yaitu:

1. Menopause

2. Olahraga berlebihan

3. Stress

4  Penurunan berat badan secara tiba-tiba

5. Mengonsumsi pil kontrasepsi atau pil KB

6. Sindrom ovarium polikistik

Selain siklus menstruasi yang tidak lancar sindrom asherman juga bisa ditandai dengan keguguran berulang atau kesulitan untuk hamil.

Perawatan Sindrom Asherman

Perawatan paling umum untuk sindrom Asherman adalah dengan menjalankan operasi histeroskopi. Histeroskopi adalah pemeriksaan bagian dalam serviks dan rahim dengan sebuah alat yang disebut histeroskop, alat ini berfungsi untuk melihat kondisi di dalam rahim dengan lebih detail. 

Setelah mengecek rahim, maka prosedur selanjutnya adalah mengangkat jaringan parut atau perlengketan yang ada di dalam rahim. Setelah operasi dilakukan jika pasien ingin menjalankan program hamil, maka harus menunggu selama 12 bulan sampai bekas luka benar-benar sembuh total.

Perlu diingat bahwa penyakit sindrom Asherman hanya bisa dideteksi oleh dokter.

 

Sumber: Halodoc

FOLLOW US