• News

Profesor Australia yang Disandera di Papua Nugini Bebas dengan Uang Tebusan

Yati Maulana | Senin, 27/02/2023 09:05 WIB
Profesor Australia yang Disandera di Papua Nugini Bebas dengan Uang Tebusan Profesor University of Southern Queensland Australia Bryce Barker, yang disandera di Papua Nugini dibebaskan pada Minggu, 26 Februari 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Seorang arkeolog Australia dan dua peneliti Papua Nugini yang ditahan selama seminggu oleh 20 pria bersenjata di bagian terpencil negara Kepulauan Pasifik itu dibebaskan pada Minggu, sementara para penculiknya masih buron, kata seorang pejabat setempat kepada Reuters.

Profesor Bryce Barker dan mahasiswa doktoral Teppsy Beni dari University of Southern Queensland, dan peneliti Museum Nasional Papua Nugini Jemina Haro dibebaskan setelah pembayaran uang tebusan, kata Alphonse Seiyaka, seorang pejabat pemerintah Gunung Bosavi, tempat ketiganya ditahan di medan yang terjal.

"Mereka tidak menangkap penjahatnya," kata Seiyaka. Segera setelah tentara menukar uang dengan wanita Australia dan dua wanita Papua Nugini itu, katanya, para penculik "melarikan diri ke semak-semak".

Seiyaka menolak menyebutkan jumlah tebusan tetapi mengatakan itu kurang dari 3,5 juta kina ($960.000) yang diminta pada awalnya.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong berterima kasih kepada pemerintah Papua Nugini karena "mengamankan resolusi yang aman dan damai".

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan ini adalah insiden pertama di negaranya yang kaya sumber daya tetapi miskin dan "tidak boleh terulang".

"Polisi dan tentara telah mengepung daerah itu dan akan beroperasi di sana sampai Anda menyerah," katanya memperingatkan orang-orang bersenjata itu dalam sebuah pernyataan.

Tim Barker sedang menyelidiki apakah Papua Nugini menjadi jembatan bagi migrasi manusia pertama ke Australia puluhan ribu tahun lalu. Desa terpencil Fogomaiyu, di wilayah Gunung Bosavi di provinsi Hela, merupakan bagian dari runtuhan gunung berapi yang telah punah.

Kelompok itu, yang ditangkap pada 19 Februari di desa Fogomaiyu, dibawa sejauh 10 km (enam mil) ke semak-semak.

University of Southern Queensland "lega mendengar bahwa kolega kami yang sangat kami cintai" telah dibebaskan, kata wakil rektor Geraldine Mackenzie.

"Terima kasih kami yang terdalam kepada pemerintah Papua Nugini, Australia dan Selandia Baru, dan banyak orang yang bekerja tanpa lelah selama masa yang sangat sulit dan sensitif ini untuk mengamankan pembebasan mereka," katanya dalam sebuah pernyataan.

Cathy Alex, yang ditangkap bersama yang lain dan dibebaskan pada hari Rabu, telah mengambil cuti dari pekerjaannya sebagai koordinator proyek Jaringan Pemimpin Wanita PNG di Port Moresby untuk mengikuti kunjungan lapangan mempelajari Dataran Tinggi Papua.

Presiden Women Leaders Network Ruth Kissam mengatakan Alex adalah pengunjung tetap ke daerah Gunung Bosavi. "Ini adalah seseorang yang dicintai masyarakat. Dia memiliki suku yang mengadopsinya. Orang-orang yang terlibat dalam situasi ini adalah oknum kriminal yang bukan berasal dari daerah itu," ujarnya.

Polisi awalnya mengatakan para penjahat itu adalah oportunis yang datang dari Komo di Hela, melihat rombongan universitas secara kebetulan dan membawa mereka ke semak-semak. Marape dalam keterangannya, Minggu, menyebut para lelaki itu mengeluhkan operasi penebangan.

FOLLOW US