• News

Trump dan Pengacaranya Diminta Bayar Sanksi Rp 15 Miliar kepada Hillary Clinton

Yati Maulana | Sabtu, 21/01/2023 12:01 WIB
Trump dan Pengacaranya Diminta Bayar Sanksi Rp 15 Miliar kepada Hillary Clinton Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Foto: AFP)

JAKARTA - Seorang hakim federal pada hari Kamis memerintahkan mantan Presiden AS Donald Trump dan pengacaranya untuk membayar lebih dari $937.000 atau sekitar Rp 15 miliar dalam sanksi karena menuntut mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton atas klaim bahwa pemilihan presiden 2016 dicurangi.

Hakim Distrik AS John Middlebrooks, yang membatalkan gugatan Trump pada September, mengatakan sanksi itu dibenarkan karena mantan presiden itu telah menunjukkan pola menyalahgunakan pengadilan untuk memajukan agenda politiknya.

"Kasus ini seharusnya tidak pernah dibawa. Ketidakcukupannya sebagai tuntutan hukum sudah terbukti sejak awal. Tidak ada pengacara yang masuk akal yang akan mengajukannya. Dimaksudkan untuk tujuan politik, tidak ada dari jumlah pengaduan yang diubah menyatakan klaim hukum yang dapat dikenali," tulis Middlebrooks dalam putusan tertulis setebal 45 halaman.

Perwakilan Trump dan pengacara utamanya dalam kasus tersebut, Alina Habba, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar oleh Reuters pada Kamis malam.

Trump menggugat Clinton, calon presiden dari Partai Demokrat 2016, mengklaim bahwa dia dan Demokrat lainnya berusaha untuk mencurangi pemilihan itu dengan secara salah menuduh kampanyenya terkait dengan Rusia.

Middlebrooks, yang diangkat oleh Presiden Bill Clinton pada tahun 1997, menolak kasus tersebut pada bulan September, menyebut gugatan itu "manifesto politik setebal dua ratus halaman yang menguraikan keluhannya terhadap mereka yang menentangnya."

Trump, seorang Republikan, mencalonkan diri kembali pada tahun 2020 tetapi dikalahkan oleh Demokrat Joe Biden. Setelah itu dia berulang kali membuat klaim palsu yang menyalahkan kecurangan pemungutan suara atas kekalahannya.

Dia mencalonkan diri untuk pemilihan presiden 2024, menyiapkan potensi pertandingan ulang melawan Biden.

FOLLOW US