JAKARTA - Kandidat DPR dari Partai Republik yang gagal di New Mexico ditangkap pada hari Senin dan dituduh mendalangi penembakan baru-baru ini di empat rumah pejabat terpilih setempat, kata Departemen Kepolisian Albuquerque.
Polisi mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menangkap Solomon Pena, 39, dan menuduhnya bersekongkol dengan, dan membayar, empat orang lainnya untuk menembak di rumah dua komisaris daerah dan dua legislator negara bagian, semuanya Demokrat. Polisi mengatakan mereka memiliki bukti Pena melepaskan beberapa tembakan.
Pena kalah dalam pemilihannya untuk DPR pada bulan November dari seorang Demokrat petahana yang mengumpulkan lebih dari 73% suara.
Dia memposting foto dirinya di Twitter pada 15 November dengan sweter "Make America Great Again", bendera "Trump 2024", dan pesan bahwa dia, seperti mantan Presiden Donald Trump, tidak mengakui pemilihannya.
Polisi mengatakan pada konferensi pers Pena telah menyangkal kekalahannya dalam pemilihan dan telah mendekati komisaris dan anggota parlemen di rumah mereka, mengklaim terlibat kecurangan pemilihan. Polisi mengatakan lebih banyak orang akan didakwa dalam penembakan itu dan beberapa tersangka ditahan.
Pengacara Pena tidak dapat segera diidentifikasi.
Jurnal Albuquerque melaporkan bahwa pada tanggal 4 Desember delapan tembakan telah ditembakkan ke rumah seorang komisaris daerah dan pada tanggal 11 Desember lebih dari 12 peluru mengenai rumah seorang komisaris lainnya. Pada 3 Januari, tiga peluru yang ditembakkan ke rumah seorang perwakilan negara menembus kamar tidur putrinya yang berusia 10 tahun, lapor surat kabar itu.
"Polisi Albuquerque pada dasarnya menemukan apa yang kami semua takuti dan apa yang kami curigai - bahwa penembakan ini memang bermotif politik," kata Walikota Albuquerque Tim Keller pada konferensi pers. "Ini tentang seorang radikal sayap kanan, seorang penyangkal pemilu yang ditangkap hari ini dan seseorang yang melakukan hal terburuk yang dapat Anda bayangkan ketika Anda memiliki perselisihan politik, yaitu mengubahnya menjadi kekerasan."
Mengutip catatan negara, Journal melaporkan bahwa Pena sebelumnya telah dihukum karena 19 tindak pidana berat, termasuk perampokan, pencurian dan menghabiskan hampir tujuh tahun di penjara.