• News

Hadapi Masalah Migrasi, Polandia Siap Bekerja Sama dengan Turkiye

Asrul | Rabu, 18/01/2023 02:05 WIB
Hadapi Masalah Migrasi, Polandia Siap Bekerja Sama dengan Turkiye Ilustrasi bendera Polandia. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Polandia Arkadiusz Mularczyk, pada Selasa (17/01) menyampaikan bahwa Polandia siap bekerja sama dengan Turkiye dalam masalah migrasi.

Wamenlu Polandia Arkadiusz Mularczyk mengatakan, Polandia menghadapi krisis terbesar sejak Perang Dunia II ketika 9 juta warga Ukraina melintasi perbatasan.

Pernyataan Mularczyk muncul dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu tentang bagaimana Eropa menangani manajemen migrasi setelah dimulainya Perang Rusia-Ukraina dan perkembangan di Polandia.

Dia juga menanggapi pertanyaan tentang apakah Polandia berhubungan erat dengan Ankara untuk membahas soal tingginya jumlah pengungsi di Polandia dan Turkiye, dan beberapa negara mencoba menanggung terlalu banyak sendirian.

Mularczyk mengatakan bahwa dia ingin negara-negara memerangi krisis migrasi secara lebih merata dan dia menuntut solidaritas lebih banyak lagi.

``Kami melihat bantuan yang diberikan tidak mencukupi. Kami siap bekerja sama dan bertukar pengalaman dengan Turkiye, yang diperlakukan Polandia sebagai teman dan mitra strategis. Saya yakinkan Anda telah melakukan segalanya untuk meyakinkan mitra kami, terutama dari UE, tentang perlunya mengintensifkan kegiatan kemanusiaan dan bantuan terhadap pengungsi.”

“Sayangnya, saya setuju bahwa pernyataan lisan jarang diikuti dengan tindakan nyata. Kami harus menghadapinya, tapi kami kuat dan kami akan mengatasinya,`` kata Mularczyk.

Menurut Mularczyk, Polandia menghadapi krisis terbesar sejak Perang Dunia II karena hampir sembilan juta orang Ukraina melintasi perbatasan mereka dan sekitar 3,5 juta orang Ukraina memutuskan untuk tinggal di Polandia.

``Sulit untuk berbicara tentang orang sebagai sesuatu dari `beban`, tapi tentu saja, ini merupakan pengeluaran yang cukup besar dari PDB kita. Kami tidak diragukan lagi menghadapi krisis terbesar sejak Perang Dunia II, tetapi situasi seperti yang kami alami saat ini di Ukraina juga tertanam dalam ingatan nasional Polandia.”

“Agresi dan pendudukan Soviet selama Perang Dunia II masih ada dalam alam bawah sadar kami. Oleh karena itu, Polandia juga harus menghadapi migrasi dan konsekuensinya,`` kata Mularczyk.

Dia menekankan bahwa Polandia melakukan segalanya untuk meyakinkan mitranya, terutama di Uni Eropa (UE) untuk mengintensifkan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi.

Mularczyk menambahkan bahwa meskipun ada masalah ekonomi, Polandia berkomitmen penuh untuk mendukung Ukraina.

``Polandia adalah pemimpin dalam bantuan kemanusiaan dan militer. Kami berkomitmen penuh untuk mendukung bangsa Ukraina yang sedang berjuang dan kami tidak ingin untuk menyimpang dari jalan ini.”

“Saya sangat percaya bahwa arah yang dipilih itu benar, tidak hanya untuk alasan moral tetapi juga untuk alasan pragmatis. Sambil mempertahankan kemerdekaannya, Ukraina juga membela Eropa yang berdaulat, termasuk Polandia, melawan agresi Rusia,`` kata Mularczyk.

- Ganti rugi perang dari Jerman adalah prioritas

Mengingatkan soal ganti rugi yang diminta dari Jerman akibat Perang Dunia II, Menteri Mularczyk menegaskan menolak keras sikap Berlin yang menutup soal ganti rugi tersebut.

``Kami sangat menolak posisi Kementerian Luar Negeri Jerman untuk menutup masalah reparasi. Masalah pampasan perang tidak pernah menjadi topik terbuka antara negara kita, dan tidak ada dialog atau pembicaraan bilateral yang pernah dimulai mengenai masalah ini. Mereka diprakarsai baru-baru ini oleh nota diplomatik kami pada 3 Oktober 2022,” ujar dia. dilansir AA

Mularczyk mengatakan bahwa mayoritas rakyat Polandia mencari pampasan perang dari Jerman dan itu adalah masalah utama.

Dia menambahkan bahwa Polandia mengupayakan kompensasi atas kerusakan yang terjadi antara tahun 1939-1945 dan untuk langkah selanjutnya, mereka pasti akan mencari sekutu dalam hal mencari kompensasi.

FOLLOW US