• News

Dewan Keamanan PBB Kecam Larangan Taliban terhadap Wanita di Afghanistan

Yati Maulana | Rabu, 28/12/2022 20:01 WIB
Dewan Keamanan PBB Kecam Larangan Taliban terhadap Wanita di Afghanistan Mahasiswi Afghanistan berjalan di dekat Universitas Kabul di Kabul, Afghanistan, 21 Desember 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa menyerukan partisipasi penuh, setara, dan bermakna perempuan dan anak perempuan di Afghanistan. Mereka mengecam larangan oleh administrasi pimpinan Taliban pada perempuan belajar di universitas atau bekerja untuk kelompok bantuan kemanusiaan.

Dalam sebuah pernyataan yang disepakati melalui konsensus, dewan beranggotakan 15 orang itu mengatakan larangan perempuan dan anak perempuan menghadiri sekolah menengah dan universitas di Afghanistan "merupakan erosi yang meningkat untuk menghormati hak asasi manusia dan kebebasan mendasar."

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan di Twitter pada hari Selasa bahwa pembatasan itu adalah "pelanggaran hak asasi manusia yang tidak dapat dibenarkan dan harus dicabut." Dia menambahkan: "Tindakan untuk mengecualikan dan membungkam perempuan dan anak perempuan terus menyebabkan penderitaan luar biasa dan kemunduran besar bagi potensi rakyat Afghanistan."

Larangan universitas terhadap wanita diumumkan saat Dewan Keamanan di New York bertemu di Afghanistan minggu lalu. Anak perempuan telah dilarang dari sekolah menengah sejak Maret.

Dewan mengatakan larangan terhadap pekerja kemanusiaan perempuan, yang diumumkan pada hari Sabtu, "akan berdampak signifikan dan langsung untuk operasi kemanusiaan di negara itu," termasuk yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Pembatasan ini bertentangan dengan komitmen yang dibuat oleh Taliban kepada rakyat Afghanistan serta harapan masyarakat internasional," kata Dewan Keamanan, yang juga menyatakan dukungan penuh untuk misi politik PBB di Afghanistan, yang dikenal sebagai UNAMA.

Empat kelompok bantuan global utama, yang upaya kemanusiaannya telah menjangkau jutaan warga Afghanistan, mengatakan pada Minggu bahwa mereka menangguhkan operasi karena mereka tidak dapat menjalankan program mereka tanpa staf perempuan.

Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan kepada Dewan Keamanan pekan lalu bahwa 97% warga Afghanistan hidup dalam kemiskinan, dua pertiga populasi membutuhkan bantuan untuk bertahan hidup, 20 juta orang menghadapi kelaparan akut dan 1,1 juta gadis remaja dilarang bersekolah.

Taliban Islam merebut kekuasaan pada Agustus tahun lalu. Mereka sebagian besar melarang pendidikan anak perempuan ketika terakhir berkuasa dua dekade lalu, tetapi mengatakan kebijakan mereka telah berubah. Pemerintahan yang dipimpin Taliban belum diakui secara internasional.

FOLLOW US