• News

Angkatan Laut Sri Lanka Selamatkan 104 Orang Rohingya yang Terapung di Laut Lepas

Tri Umardini | Selasa, 20/12/2022 04:01 WIB
Angkatan Laut Sri Lanka Selamatkan 104 Orang Rohingya yang Terapung di Laut Lepas Angkatan Laut Sri Lanka Selamatkan 104 Orang Rohingya yang Terapung di Laut Lepas. (FOTO: SCREENGRAB VIA REUTERS)

JAKARTA - Angkatan laut Sri Lanka telah menyelamatkan 104 orang Rohingya yang terapung-apung di lepas pantai utara negara kepulauan Samudra Hindia.

Menurut keterangan pejabat berwenang seperti dikutip dari Al Jazeera, puluhan ribu Rohingya yang sebagian besar Muslim menderita kesulitan di kamp-kamp pengungsi yang sempit di Bangladesh setelah mereka lolos dari kekerasan oleh militer Myanmar.

PBB mengatakan operasi militer dilakukan dengan "niat genosida" dan sedang menyelidiki pejabat Myanmar.

Banyak Rohingya di Bangladesh dan Myanmar mempertaruhkan hidup mereka setiap tahun dengan mencoba mencapai negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia dengan kapal reyot.

Jumlah mereka melonjak menyusul memburuknya kondisi di kamp-kamp dan kudeta militer tahun lalu di Myanmar.

Kapal tersebut pertama kali terdeteksi oleh angkatan laut Sri Lanka saat berada 3,5 mil laut (6,5 km) dari pantai.

Operasi pencarian dan penyelamatan diluncurkan untuk menarik kapal itu ke pelabuhan utara negara pulau itu pada Minggu malam, kata juru bicara angkatan laut Kapten Gayan Wickramasuriya.

“Orang-orang itu telah diserahkan ke polisi,” kata Wickramasuriya kepada kantor berita Reuters.

"Polisi akan menghadirkan mereka di hadapan hakim yang akan memutuskan langkah selanjutnya."

Sebuah pernyataan angkatan laut mengatakan 104 warga negara Myanmar ditemukan di atas kapal pukat kecil yang diduga berasal dari Myanmar dan sedang menuju ke Indonesia ketika mengalami masalah mesin di laut yang ganas.

Wickramasuriya mengatakan 39 wanita dan 23 anak di bawah umur termasuk di antara orang-orang yang diselamatkan.

Seorang pria berusia 80 tahun, serta seorang wanita dan dua anaknya, semuanya menderita penyakit ringan, dirawat di rumah sakit.

Pada 2017, lebih dari 730.000 Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh menyusul tindakan keras militer Myanmar yang menurut para saksi termasuk pembunuhan massal dan pemerkosaan.

Pihak berwenang Myanmar mengatakan mereka memerangi pemberontakan bersenjata dan menyangkal melakukan kekejaman sistematis.

Tetapi kelompok hak asasi manusia dan media telah mendokumentasikan pembunuhan warga sipil dan pembakaran desa selama penumpasan tersebut. (*)

FOLLOW US