• Kabar Pertanian

Berkat Program Kementan, Anggota KWT Mekar Jaya Puudongi Pantai Bertani

Asrul | Jum'at, 16/12/2022 14:43 WIB
Berkat Program Kementan, Anggota KWT Mekar Jaya Puudongi Pantai Bertani Berkat Program Kementan, Anggota KWT Mekar Jaya Puudongi Pantai Bertani

Jakarta – Sekolah Lapang yang digulirkan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI) dirasakan manfaatnya oleh ibu rumah tangga petani.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo di beberapa kesempatan juga terus mengajak masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumahnya menjadi lahan pertanian produktif.

"Karena pertanian itu bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Ibu-ibu juga bisa menanam berbagai kebutuhan dapur sehingga bisa menambah penghasilan," tulis Mentan Syahrul di akun Twitternya.

Dia mengatakan, Kementan saat ini terus berupaya mendorong program pekarangan lestari di seluruh daerah, termasuk memberikan pendampingan agar hasil tani skala rumah tangga itu bisa menjadi produk olahan yang bernilai tinggi.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, banyak hal yang bisa dilakukan dalam pemanfaatan lahan pekarangan, salah satunya dengan melakukan budidaya sayuran.

Karena itu, dia terus memberikan motivasi kepada para penyuluh untuk mendampingi masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan.

"Manfaatkan semua limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik, kemudian aplikasikan pada tanaman yang ada di pekarangan," tuturnya.

Melalui Sekolah Lapang ini hampir semua ibu rumah tangga yang bergabung dalam satu Kelompok Wanita Tani (KWT) Komoditi Tanaman Pekarangan mendapat banyak ilmu tentang tatacara dan teknik menanam sayur.

Sekolah Lapang merupakan kegiatan yang dampaknya sangat baik dan positif dirasakan untuk kelompok tani binaan READSI Kolaka. Kegiatan ini mengubah pola pikir petani mengenai bercocok tanam yang monoton dan terbilang jadul.

Jika petani dahulu hanya menggunakan insting dan kebiasaan dalam menghadapi permasalahan, melalui Sekolah Lapang petani diubah pola pikirnya.

Mereka dibekali ilmu bagaimana bercocok tanam yang baik, bagimana mengahapi persoalan jika ada tanaman yang rusak atau bahkan mati, serta petani dibekali pengetahuan apa solusi dari permasalahannya.

Dampak besar dengan adanya Sekolah Lapang ini dirasakan betul oleh salah satu anggota KWT Mekar Jaya Puudongi Kolaka adalah Adolfina.

Setelah mengikuti kegiatan tersebut Adolfina berhasil dan mampu berdagang sayur-mayur hingga dapat memenuhi kebutuhan dapur rumah tangganya.

Sebelum Bertani sayur Adolfina dalam kesehariannya membantu suami bertani jagung dilahan seluas 1 hektare. Akan tetepai, hasilnya selama ini hanya cukup untuk kebutuhan rumah tangganya.

"Namun, setelah menggeluti usaha tanam sayur membuat keuangan keluarga saya menjadi lebih baik dikarenakan hasil panen jagung dapat disimpan menjadi tabungan sedangkan hasil menjual sayur dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar dia.

Adolfina mengatakan sebelum ikut Sekolah Lapang dirinya selalu membeli sayur dipedagang untuk kebutuhan lauk pauk, namun sekarang bisa menjual sayur milik sendiri.

"Sayurnya juga lebih sehat karna menggunakan pupuk organik. Pengahsilan terbesar pernah saya dapat dari menjual sayur adalah Rp 500.000 minggu," imbuhnya.

FOLLOW US