• Kabar Pertanian

Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh, Mentan Syahrul: Jadi Petani itu Keren!

Asrul | Senin, 12/12/2022 12:11 WIB
Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh, Mentan Syahrul: Jadi Petani itu Keren! Mentan SYL saat menjadi keynote speaker acara Dies Natalis Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta, Sabtu (10/12).

Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, menjadi petani atau menggerakkan pertanian itu sama dengan memastikan diri sendiri keren dan tidak miskin.

Demikian disampaikan Mentan Syahrul saat membuka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Volume IV 2022, yang bertema Wirausaha Pertanian, Jakarta, Selasa (22/11).

"Jadi, menjadi petani pasti keren dan menjadi petani pasti tidak miskin. Kenapa? karena aku bercocok tanam. Kamu dilatih hari ini dan satu bulan ke depan harus ada implementasinya," tutur Mentan Syahrul.

Menurut Mentan, peningkatan pendapatan di sektor pertanian akan terdongkrak melalui pengembangan agribisnis. Untuk itu, pertanian konvensional harus bertransformasi menjadi agribisnis yang menguntungkan.

"Pertanian itu kamu bisa bisniskan melakukan kerja mulai dari budidaya. Budidaya itu polybagkan di halaman rumah satu meter sudah bisa menghasilkan uang. Jadi, jangan berpikir pertanian harus punya 10 hektare," kata Mentan Syahrul.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, kalau petani ingin untung harus berbisnis, harus membangun agrisbisnis melalui wirausaha pertanian," kata Dedi.

Dedi menjelaskan, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) sedang melakukan transformasi dari pertanian yang hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga, dan tetangga, menjadi ladang menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

"Yang kita ingin bangun adalah wirausaha pertanian karena wirausaha pertanianlah yang akan menjamin keberlangsungan pembangunan pertanian ke depan," tegas Dedi.

Dedi juga menanggapi soal rasio kewirausahaan Indonesia yang pada tahun 2022 baru mencapai 3,47 persen, jauh di bawah negara maju yang kategori rasio kewirausahaan minimal 12 persen dari populasi.

"Salah satu indikator keberhasilan suatu negara kalau rasio pengusahanya tinggi. Kita memang termasuk rendah makanya pembangunan pertanian juga harus kita genjot terus," kata Dedi.

Disebutkan Dedi bahwa agen pembangunan pertanian ternyata bukan petani tetapi petani pengusaha. Karena itu, Kementan akan terus meningkatkan rasio kewirausahaan di sektor pertanian.

"Kalau petani saja dia hanya gerak di onfarm keuntungannya kecil. Tapi, kalau petani penguasah dia masuk ke onfarm, masuk di hilir, masuk di olahan, masuk di kemasan. Jadi, keuntungannya besar," imbuh Dedi.

FOLLOW US