JAKARTA - Lava dan emisi gas vulkanik di Mauna Loa Hawaii, gunung berapi aktif terbesar di dunia, menurun, menurut Observatorium Gunung Api Hawaii Survei Geologi AS (USGS).

Akibatnya, Observatorium menurunkan tingkat peringatan gunung berapi dari tingkat peringatan sebelumnya, dengan lava terbatas pada area kecil. Di bawah tingkat waspada, letusan sedang berlangsung tetapi menimbulkan bahaya terbatas.

Mauna Loa mulai meletus pada akhir November untuk pertama kalinya sejak 1984, mengakhiri masa tenang terpanjang dalam sejarah.

Bagian depan aliran lahar di wilayah Humu`ula Saddle terhenti 1,9 mil (3,06 km) dari Daniel K. Inouye Highway, juga dikenal sebagai Saddle Road, dan tidak lagi menjadi ancaman, kata Observatorium.

Perilaku gunung berapi menunjukkan letusan akan segera berakhir. Namun, tren inflasi KTT Mauna Loa menyertai penurunan aktivitas, kata Observatorium. "Ada kemungkinan kecil letusan bisa berlanjut dengan tingkat letusan yang sangat rendah," katanya.

Mauna Loa menjulang 13.679 kaki (4.169 meter) di atas Samudra Pasifik, bagian dari rangkaian gunung berapi yang membentuk pulau Hawaii. Terakhir meletus pada tahun 1984.

Letusan mulai terjadi di puncak kaldera Mauna Loa Hawaii, gunung berapi aktif terbesar di dunia, pada Minggu malam pekan lalu, kata layanan aktivitas vulkanik Layanan Geologi AS (USGS).

Namun, pemberitahuan tersebut memperingatkan, berdasarkan peristiwa sebelumnya, bahwa tahap awal letusan gunung berapi ini bisa sangat dinamis dan lokasi serta aliran lahar dapat berubah dengan cepat.

Pemberitahuan tersebut menambahkan bahwa Hawaiian Volcano Observatory (HVO) akan melakukan pengintaian udara sesegera mungkin untuk menilai bahaya dan menggambarkan letusan dengan lebih baik.

Mauna Loa, yang menempati lebih dari separuh Pulau Besar di Hawaii, dan menjulang setinggi 13.679 kaki (4.169 meter) di atas Samudra Pasifik, terakhir meletus pada bulan Maret dan April 1984, mengirimkan aliran lava dalam jarak 5 mil (8,05 km) kota Hilo.