• News

Jumlahnya Lebih Sedikit, Badan Negara Iran Laporkan 200 Tewas selama Protes

Yati Maulana | Minggu, 04/12/2022 14:01 WIB
Jumlahnya Lebih Sedikit, Badan Negara Iran Laporkan 200 Tewas selama Protes Orang-orang menyalakan api selama protes atas kematian Mahsa Amini, di Teheran, Iran 21 September 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Presiden Ebrahim Raisi pada hari Sabtu memuji Republik Islam Iran sebagai penjamin hak dan kebebasan, mempertahankan sistem yang berkuasa di tengah tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah yang menurut PBB telah menelan lebih dari 300 nyawa.

Sementara itu, badan keamanan negara tertinggi mengatakan bahwa 200 orang, termasuk anggota pasukan keamanan, tewas dalam kerusuhan itu. Angka yang jauh lebih rendah daripada yang diberikan oleh badan dunia dan kelompok hak asasi.

Protes, di bulan ketiga mereka, dipicu oleh kematian wanita Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini, dalam tahanan polisi moralitas yang menegakkan aturan jilbab wajib yang ketat.

Demonstrasi telah berubah menjadi pemberontakan rakyat oleh orang-orang Iran yang marah dari semua lapisan masyarakat, yang merupakan salah satu tantangan paling berani terhadap kepemimpinan ulama sejak revolusi 1979.

Tidak terpengaruh oleh penumpasan brutal, pengunjuk rasa telah meneriakkan slogan-slogan menentang Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, dan berulang kali menuntut diakhirinya pemerintahan Islam.

Pihak berwenang menyalahkan pemberontakan pada musuh asing, termasuk Amerika Serikat, Arab Saudi dan Israel. "Iran memiliki konstitusi paling progresif di dunia" karena mengawinkan "cita-cita dengan demokrasi," kata Raisi dalam pidatonya kepada anggota parlemen, mengutip seorang pengacara Afrika tak dikenal yang dia temui beberapa tahun lalu.

“Konstitusi menjamin (keberadaan) sistem Islam,” katanya, menambahkan bahwa itu juga “menjamin hak-hak dasar dan kebebasan yang sah.”

Kantor berita pengadilan Mizan mengutip dewan keamanan negara kementerian dalam negeri mengatakan 200 orang tewas dalam "kerusuhan" baru-baru ini.

Amirali Hajizadeh, seorang komandan senior Pengawal Revolusi dikutip mengatakan pada hari Senin bahwa 300 orang, termasuk anggota pasukan keamanan, tewas dalam kerusuhan baru-baru ini.

Javaid Rehman, seorang ahli independen yang ditunjuk PBB di Iran, mengatakan pada hari Selasa bahwa lebih dari 300 orang tewas dalam protes tersebut, termasuk lebih dari 40 anak-anak.

Kelompok HAM HRANA mengatakan bahwa hingga Jumat 469 pengunjuk rasa telah tewas, termasuk 64 anak di bawah umur. Dikatakan 61 pasukan keamanan pemerintah juga tewas. Sebanyak 18.210 pengunjuk rasa diyakini telah ditangkap.

Seorang ulama Muslim Sunni Baluch terkemuka, Molavi Abdolhamid, menyerukan diakhirinya represi protes melalui penangkapan dan pembunuhan, dan referendum untuk mengubah sistem pemerintahan Iran.

"Protes rakyat menunjukkan bahwa kebijakan selama 43 tahun terakhir menemui jalan buntu," ujarnya akhir November lalu.

FOLLOW US