• Gaya Hidup

Dari Kotoran Hingga Kelezatan: Pembuatan Kopi Luwak Bali yang Berharga

Akhyar Zein | Kamis, 01/12/2022 20:45 WIB
Dari Kotoran Hingga Kelezatan: Pembuatan Kopi Luwak Bali yang Berharga Kopi Luwak setelah disangrai kemudian digiling menggunakan lesung besar. (foto: aa.com.tr)

JAKARTA - Pulau Bali yang terkenal di Indonesia menawarkan kopi terbaik dan termahal di dunia, yang dikenal sebagai "Kopi Luwak" atau kopi Luwak, dibuat dari biji yang diambil dari sumber yang tidak terduga: kotoran mamalia lokal kecil, musang palem Asia.

Ni Ketut Budiani, yang bekerja di perkebunan kopi Luwak setempat, menceritakan tentang proses pembuatan kopi yang tidak biasa ini.

Biasanya dibutuhkan waktu seminggu untuk menyiapkan biji, tergantung cuaca, kata Budiani. “Kalau tidak hujan, proses pembuatan kopi luwak memakan waktu satu minggu.”

Hasil akhirnya jauh lebih baik saat kacang dimandikan di bawah sinar matahari yang bersinar dan langit cerah. Tapi jika awan hujan masuk, mereka bisa dikeringkan di dalam ruangan, meski ini mempengaruhi rasa minuman akhir.

Bagian dari apa yang membuat "kopi spesial" ini unik adalah bagaimana biji kopi dikumpulkan dari alam liar – di kotoran luwak yang mirip kucing, yang memakan buah kopi yang tergantung di dahan pohon pada malam hari dan mengeluarkannya, menghilangkannya sendiri dari lubang pada pagi hari.

“Pada malam hari, mereka pergi ke pohon kopi, memilih ceri, dan menelan serta mengolahnya di dalam perut. Ketika mereka makan, mereka memakan buah kopi, bukan biji di dalamnya. Mereka memakan buah berwarna coklat muda kemerahan dan kulit (benih) yang kuat keluar di kotorannya," katanya.

Setelah keluar dari sistem pencernaan hewan, biji kopi dicuci dengan air panas dan direbus sebentar.

Benih rebus dibiarkan kering - di bawah matahari, sebaiknya. Setelah kering, kulit biji yang keras dibuang dan biji dikeluarkan dari dalam.

“Kemudian kami bersihkan (biji) dengan air panas lagi dan selesai dengan mengeringkan dan memanggangnya,” tambah Budiani.

Enzim pencernaan hewan dipercaya dapat mengurangi keasaman biji kopi, menghasilkan secangkir kopi yang lebih halus dengan rasa dan aroma yang unik.

Kopi Luwak memiliki aroma yang kuat saat diminum. Tapi tidak apa-apa untuk diminum tanpa gula,” ujarnya seraya menambahkan, jika dibandingkan dengan kopi Robusta Bali yang juga kental akan terasa lebih enak.

 

Kopi dan Teh Surga

Ribuan turis yang mengunjungi Bali setiap tahun berduyun-duyun ke kedai kopi dan kafe untuk mencicipi kopi khas Jawa, yang harganya sekitar 50.000 rupiah Indonesia ($3,17) per cangkir.

Pelanggan juga dapat meminta bagaimana kopi Luwak mereka disangrai, setelah itu digiling menggunakan lesung besar.

Penggilingan membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk setidaknya 2 kilogram (4,4 pon) biji kopi, kata Budiani, dengan kopi bubuk kemudian diayak sebelum dikemas. Untuk menjaga kebersihan dan kehigienisan, bisa juga digunakan mesin untuk mengolah kopi eksotis tersebut, menurut Budiani.

"Banyak orang, ketika mereka datang ke sini, sangat menyukainya. Kami memiliki banyak pelanggan yang datang ke sini dan mencobanya," katanya.

Kedai kopi juga menawarkan pengunjung berbagai macam teh eksotis dan lokal, serta pilihan kopi.

Teh dari kulit buah manggis asli tropis, teh rosella, dan teh yang terbuat dari jahe biasa maupun jahe merah menjadi pilihan lain yang bisa dicicipi wisatawan.

Teh manggis yang menenangkan dapat membantu menghilangkan stres dan peradangan, kata Budiana, selain itu juga berfungsi sebagai antioksidan yang kuat.

"Sangat populer di sini. Ketika orang datang berkunjung, mereka memintanya," katanya.

FOLLOW US