• News

Gereja Katolik Italia Keluarkan Laporan Pertama Pelecehan Seksual Pendeta

Akhyar Zein | Jum'at, 18/11/2022 19:15 WIB
Gereja Katolik Italia Keluarkan Laporan Pertama Pelecehan Seksual Pendeta Ilustrasi (foto: abc.net.au)

JAKARTA - Gereja Katolik Italia merilis catatan pertamanya tentang dugaan pelecehan seksual oleh pendeta terhadap anak di bawah umur dan orang dewasa yang rentan pada hari Kamis, tetapi asosiasi korban mengatakan jumlah kasus yang sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi dan mengkritik cakupannya yang terbatas sebagai "memalukan".

Laporan setebal 41 halaman itu mengungkapkan 89 orang yang diduga menjadi korban dan menuduh 68 orang tetapi hanya meliput tahun 2020 dan 2021. Laporan kedua sejak tahun 2000 telah diantisipasi oleh Vatikan, tetapi masih belum jelas kapan akan dirilis.

Menurut laporan pertama, sebagian besar korban berusia antara 15-18 tahun ketika mereka dianiaya. Enam belas korban adalah orang dewasa yang dianggap "rentan" oleh gereja. Klaim tersebut terutama melibatkan bahasa, perilaku, dan sentuhan yang tidak pantas. Pelaku yang diduga termasuk para pendeta serta orang awam seperti pekerja gereja dan guru agama.

Pada konferensi pers yang diadakan Kamis, pejabat senior gereja mengatakan mereka sedang meneliti lebih dari 600 kasus pelecehan seksual yang telah diajukan ke Vatikan sejak tahun 2000.

Namun, asosiasi korban mengecam batasan laporan, yang hanya mencakup dua tahun dan tidak termasuk penelitian arsip Vatikan.

Asosiasi para korban masih berjuang untuk mendapatkan laporan lengkap atas pelanggaran yang dilakukan di dalam Gereja, menyerukan penyelidikan independen yang harus mencakup beberapa dekade, seperti yang terjadi di negara lain seperti Prancis dan Jerman.

Laporan Vatikan didasarkan pada data yang berasal dari apa yang disebut "pusat pendengaran" di keuskupan tetapi hanya mencakup informasi dari para korban yang mengecam pelanggaran tersebut.

Kelompok penyintas utama Italia, Rete L`Abuso, memperkirakan sekitar 1 juta korban di Italia. Pimpinannya, Francesco Zanardi, mengecam laporan itu sebagai "benar-benar tidak memuaskan dan memalukan".

“Kalau dalam dua tahun, mereka menerima 89 pengaduan, berarti masalahnya ada dan besar,” tambahnya.

Uskup Agung Lorenzo Ghizzoni membela peninjauan pertama, dengan mengatakan bahwa dia mengharapkan lebih banyak korban untuk maju karena sistem pelaporan menjadi lebih bersahabat.

FOLLOW US