• Hiburan

Review Film Pinocchio Karya Guillermo del Toro, Fantasi Klasik Boneka Misterius

Tri Umardini | Kamis, 03/11/2022 10:01 WIB
Review Film Pinocchio Karya Guillermo del Toro, Fantasi Klasik Boneka Misterius Tayang November, Review Film Pinocchio Karya Guillermo del Toro, Fantasi Klasik Boneka Misterius. (FOTO: NETFLIX)

JAKARTA - Film Pinocchio karya Guillermo del Toro bakal tayang di bioskop pada November ini.

Pinocchio adalah pelukan sinematik hangat yang secara ahli memadukan dunia fantasi klasik dengan dampak dramatis yang tak lekang oleh waktu.

Dikutip dari cheatsheet, berikut Review film Pinocchio karya Guillermo del Toro.

Pembuat film Guillermo del Toro tidak asing dengan alam semesta dari semua hal yang gelap dan aneh, tetapi ia menemukan cara untuk menyalurkan keajaiban yang menyakitkan hati ke dalam kisah yang sudah dikenal ini.

Pinocchio karya Guillermo del Toro adalah animasi stop-motion knock-out dengan sesuatu untuk dikatakan kepada penonton dari segala usia.

Guillermo del Toro menceritakan kembali novel Italia tahun 1883 karya Carlo Collodi The Adventures of Pinocchio tentang seorang pria kesepian bernama Geppetto (disuarakan oleh David Bradley) setelah dia kehilangan putra satu-satunya.

Berlatar tahun 1930-an, boneka kayu bernama Pinocchio (disuarakan oleh Gregory Mann) secara ajaib menjadi hidup dan bermimpi menjadi anak laki-laki sejati.

Namun, bocah kayu yang tiba-tiba hidup kembali itu penuh dengan kenakalan dan rasa ingin tahu.

Geppetto berusaha menggunakan Pinocchio sebagai pengganti kehilangan putranya yang masih kecil.

Sementara itu, Sebastian J. Cricket ( disuarakan oleh Ewan McGregor) ditugaskan untuk membimbing anak laki-laki itu menuju kebaikan dan cahaya sejati, bukan kegelapan.

Namun, orang lain di kota melihat peluang lain untuk menggunakan boneka misterius yang entah bagaimana memperoleh kehidupan untuk keuntungan mereka sendiri.

** Kisah Cinta, Kehilangan, dan Kehidupan

Pinocchio karya Guillermo del Toro menceritakan kisahnya melalui berbagai perspektif, memberikan pandangan yang kaya ke dalam narasi fantastisnya.

Karakter judul baru di dunia kehidupan dan masih mempelajari dasar-dasar kemanusiaan, tetapi karakter lainnya sudah memiliki kebijaksanaan.

Namun demikian, masing-masing dari mereka masih harus banyak belajar, khususnya sehubungan dengan apa artinya menjadi ”baik”.

Guillermo Del Toro dan rekan penulis skenario Patrick McHale mengasah ayah dan anak yang tidak sempurna.

Geppetto adalah karakter tragis yang kehilangannya menciptakan kekosongan di dalam dirinya, yang ingin diisi Pinocchio.

Namun, kecocokan yang sempurna tidak ada dalam cerita ini. Ini sangat kontras dengan seorang anak laki-laki lokal bernama Candlewick (disuarakan oleh Finn Wolfhard) dan ayahnya yang fasis perang, Podesta (disuarakan oleh Ron Perlman).

Pada gilirannya, perang yang sedang berlangsung menetapkan penjajaran tentang bagaimana karakter berhubungan dengan Tanah Air dan gagasan patriarki tentang keberanian yang seharusnya diturunkan dari ayah ke anak.

Pinocchio karya Guillermo del Toro menjelaskan bahwa anak-anak dapat mengejutkan dan mengejutkan di luar dugaan.

Setiap individu dan struktur masyarakat menempatkan gagasan mereka sendiri tentang apa itu Pinocchio dan kegunaan yang dia berikan.

Gereja memandangnya sebagai iblis yang menempelkan dirinya pada boneka, sementara sirkus keliling yang kelaparan memandangnya sebagai peluang menghasilkan uang terbesar yang bisa dibayangkan.

Namun, pemerintah Italia melihat Pinocchio sebagai prajurit sempurna yang dapat melampaui batas manusia, dan akhirnya Geppetto hanya melihat pengganti putranya. Namun, Pinocchio bukanlah salah satu dari itu.

** Pinocchio Karya Guillermo del Toro adalah Kekuatan yang Lembut

Guillermo del Toro awalnya mengarahkan penonton untuk percaya bahwa mereka berada dalam dongeng yang khas, dengan narasi sulih suara dan semuanya.

Tapi, dia dengan cepat mengubah persneling menjadi perpaduan genre yang indah.

The fantastis memperkenalkan beberapa elemen horor cerita, terutama melalui kebangkitan awal Pinocchio.

Ini tetap merupakan cerita yang sesuai untuk segala usia, tetapi memperkenalkan pengambilan yang lebih gelap yang memiliki banyak hal yang terjadi di bawah permukaan.

Animasi stop-motion adalah keajaiban mutlak, menyelimuti penonton di lingkungannya yang sangat detail.

Set secara konsisten terasa epik dan megah, memberikan tekstur dan gerakan menakjubkan yang meniupkan kehidupan yang hidup ke setiap bingkai. Secara alami, nama Guillermo Del Toro juga menarik bakat akting tingkat atas, yang semuanya menghasilkan karya akting suara yang luar biasa.

Pinocchio karya Guillermo del Toro adalah perjalanan yang sangat pribadi dan sangat lembut tentang memanfaatkan apa yang Anda miliki dan dengan siapa Anda memilikinya.

Fitur animasi pertama Guillermo del Toro lebih lanjut menunjukkan kekuatan media, membuktikan kemampuannya untuk menangani tema dewasa tanpa mengasingkan penonton muda. “Hidup seni!”

Pinocchio karya Guillermo del Toro hadir di bioskop terpilih pada November 2022 sebelum streaming di Netflix pada 9 Desember 2022. (*)

FOLLOW US