• Bisnis

Pemerintah Tetapkan Masa Penawaran Sukuk Tabungan ST009 11 - 30 November 2022

Tri Umardini | Selasa, 01/11/2022 12:35 WIB
Pemerintah Tetapkan Masa Penawaran Sukuk Tabungan ST009 11 - 30 November 2022 Pemerintah Tetapkan Masa Penawaran Sukuk Tabungan ST009 11 - 30 November 2022. (FOTO: SHUTTERSTOCK)

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menetapkan masa penawaran penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri terakhir di 2022, yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST009.

Dikutip dari Bareksa melalui akun Instagram Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), diumumkan masa penawaran ST009 akan berlangsung pada 11-30 November 2022 atau berlangsung 20 hari.

ST009 merupakan SBN Ritel keenam yang diterbitkan pemerintah tahun ini.

Lima seri SBN Ritel yang sudah diterbitkan pemerintah yakni Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI021 dengan masa penawaran pada 24 Januari hingga 17 Februari 2022.

Kemudian, Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR016 ditawarkan pada 25 Februari 2022 hingga 17 Maret 2022. Selanjutnya, Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011 dengan masa penawaran 25 Mei - 16 Juni 2022 dan Sukuk Ritel (SR) seri SR017 ditawarkan pada 19 Agustus - 14 September 2022, serta ORI022 dengan masa penawaran 26 September - 20 Oktober 2022.

** Sukuk Tabungan adalah

Sukuk Tabungan adalah salah satu jenis Surat Berharga Negara untuk masyarakat individu yang dikelola dengan prinsip syariah atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Definisi Sukuk sendiri adalah bukti kepemilikan sebagian aset negara yang disewakan kepada pemerintah dan bukan surat utang.

Sukuk Tabungan (ST), sesuai dengan namanya, memiliki sifat yang mirip dengan tabungan atau deposito bank, tetapi uang investor akan digunakan untuk membiayai proyek hijau (green projects) pemerintah. Sukuk Tabungan memiliki jangka waktu investasi 2 tahun.

Sukuk Tabungan ditawarkan untuk masyarakat dengan nilai investasi terjangkau. Sebagai gambaran, pada penerbitan Sukuk Tabungan seri ST008 yang diterbitkan pada 1-17 November 2021, nilai minimal pemesanan ST ditetapkan Rp1 juta (1 unit) dengan kelipatan Rp1 juta hingga Rp1 miliar (1.000 unit) per orang selama masa penawaran.

Bagi Smart Investor yang memegang prinsip-prinsip Islami, Sukuk Tabungan bisa menjadi pilihan karena bebas dari unsur riba (bunga), maysir (judi) dan gharar (ketidakpastian).

Segala informasi tentang struktur, keuntungan, dan tanggal jatuh tempo ST, nantinya dapat dibaca dalam memorandum informasi yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan.

** Keuntungan Investasi di ST009

Sukuk Tabungan bisa menjadi alternatif investasi bagi masyarakat karena menawarkan imbal hasil.

Keuntungan atau imbal hasil yang diberikan adalah berupa uang sewa (ujrah) dengan persentase tertentu sesuai dengan prinsip syariah Islam yang tidak mengandung unsur riba.

Imbal hasil Sukuk Tabungan akan dibayarkan secara rutin tiap bulan dan nilai pokok investasi akan dibayarkan pada saat jatuh tempo, yakni setelah dua tahun.

Smart Investor yang berinvestasi di Sukuk Tabungan tidak perlu khawatir kehilangan uang setelah jatuh tempo.

Alasannya, pembayaran uang pokok dan imbal hasil bulanan dijamin 100% oleh negara. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

SBN Ritel dengan fitur tidak bisa diperdagangkan (non tradable) di pasar sekunder dan tenor 2 tahun ini bakal menawarkan imbal hasil mengambang dengan batas minimal (floating with floor).

ST009 memiliki fasilitas pencairan investasi sebagian sebelum jatuh tempo (early redemption) tanpa dikenakan redemption cost atau biaya pencairan oleh pemerintah.

Di tengah tren kenaikan suku bunga acuan saat ini, ST009 berpotensi memberikan imbal hasil menarik. Sebab dengan fitur floating with floor, memungkinkan imbal hasil ST009 berpotensi naik di masa mendatang saat suku bunga BI naik, namun tidak bisa turun dari batas minimal, meskipun suku bunga BI sedang turun.

Untuk diketahui, sepanjang tahun ini hingga Oktober, BI telah menaikkan suku bunga acuan 1,25% ke level 4.75%.

Langkah itu untuk mengantisipasi potensi lonjakan inflasi dalam negeri, serta agar suku bunga RI masih tetap atraktif dibandingkan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve yang saat ini telah berada di level 3-3,25%.

Mempertimbangkan peluang kenaikan suku bunga AS yang masih belum berakhir, karena tingginya inflasi di Negara Paman Sam, maka BI diprediksi masih akan menaikkan suku bunga acuan dalam negeri dan hal ini dapat menjadi poin menarik untuk berinvestasi di ST009.

Tim Analis Bareksa menilai dalam penerbitan 5 seri Sukuk Tabungan sebelumnya, spread (selisih) antara imbal hasil dengan bunga acuan BI (BI 7DRRR) berkisar antara 1,3 - 1,95%.

Maka melihat kisaran spread tersebut, maka Tim Analis Bareksa memproyeksikan imbal hasil ST009 bisa mencapai 6% hingga 6,25% per tahun.

Prediksi imbal hasil tersebut tentu jauh lebih besar dari bunga deposito perbankan nasional yang saat ini rata-rata menawarkan bunga 3,49% per tahun.

Selain itu bunga deposito masih harus dipotong pajak 20%, sedangkan imbal hasil ST009 hanya dipotong pajak 10%. (*)

 

FOLLOW US