• Bisnis

Presidensi G20, Saatnya Indonesia Mewarnai Transformasi Digital Dunia

Pamudji Slamet | Rabu, 19/10/2022 14:45 WIB
Presidensi G20, Saatnya Indonesia Mewarnai Transformasi Digital Dunia Presidensi G20 Indonesia 2022

JAKARTA - Presidensi G20 Indonesia 2022 bergerak dalam atmosfer dan peradaban digital. Maka, adalah sebuah keniscayaan, bila Presidensi G20 kali ini menjadi momentum terbaik bagi Indonesia untuk mewarnai transformasi digital dunia.

Indonesia dan negara-negara dalam kelompok G20, juga bangsa-bangsa lain di dunia, kini hidup pada abad digital. Di dalamnya ada penemuan teknologi, dinamika ekonomi, serta sosio-kuktural yang pada beragam aspeknya bersentuhan dengan inovasi digital. Mau tidak mau, suka tidak suka, sentuhan itu akan datang, datang, dan terus datang.

Di sektor ekonomi, misalnya, merujuk kepada data Bank Dunia 2022, seiring dengan laju inovasi digital telah terjadi valuasi ekonomi digital yang mencapai 15,5 persen dari total produk domestik bruto (PDB) global. Pencapaian ini tumbuh 2,5 kali lebih cepat dibandingkan 15 tahun terakhir.

“Pada 2030, diperkirakan 70 persen dari penciptaan nilai baru dalam perekonomian akan didasarkan pada model bisnis yang dijalankan secara digital. Hal ini menunjukkan bagaimana inovasi digital telah dan akan terus memainkan peran penting dalam mendorong ekonomi masa depan,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, saat membuka Digital Innovation Network (DIN) G20 yang berlangsung secara hibrida dari Nusa Dua, Bali, Sabtu, 3 September 2022.

Gelaran KTT G-20 dan agenda turunannya menjadi pintu masuk sekaligus ruang bersama untuk merumuskan, menyepakati, sekaligus mengikrarkan butir-butir kerja sama transformasi digital antar bangsa.

Dalam pandangan Johnny, Presidensi G20 Indonesia menjadi upaya terbaik untuk membangun konsensus digitalisasi dan dampak lintas sektor di seluruh dunia.

“Anggota G20 memikul beban dan tanggung jawab global dan pekerjaan kolektif, yang akan berdampak pada bagaimana dunia bergerak,” ujar dia saat membuka Digital Economy Ministers’ Meeting (DEMM) di Ballroom Hotel Mulia Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis, 1 September 2022.

Sejatinya, Gelaran KTT G-20 menjadi momentum terbaik bagi Indonesia untuk mewarnai transformasi digital dunia. Indonesia sangat mampu melakukan itu. Hasil riset dari Google, Temasek, dan Bain & Company, mempertegas kemampuan tersebut. Riset dimaksud menyatakan, Gross Market Value (GMV) ekonomi digital Indonesia mencapai 70 miliar dolar AS pada 2021, dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Potensi ekonomi digital tersebut masih terus tumbuh. Sebab, kembali merujuk kepada laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, tingkat pertumbuhan majemuk (Compound Annual Growth Rate/CAGR) ekonomi digital Indonesia mencapai 20 persen. Dengan demikian, menurut riset tersebut, GMV ekonomi digital Indonesia akan menyentuh angka 146 miliar dolar AS pada 2025.

Meroketnya nilai ekonomi digital Indonesia juga dinyatakan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo. Menurut dia, nilai ekonomi digital Indonesia bisa mencapai 320 miliar dolar AS per tahun pada 2030 atau 30 persen dari total produk domestik bruto Indonesia.

Sekali lagi, angka-angka tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mampu, bahkan sangat mampu, untuk mewarnai transformasi digital dunia. Dunia pasti percaya dan dengan senang hati menerima kontribusi Indonesia dalam proses transformasi digital.

Tak ada alasan bagi dunia untuk tidak percaya. Sebab, Indonesia sangat sungguh-sungguh membangun transformasi digital secara inklusif, berkelanjutan, dan bermanfaat.

Role Model
Sesuai dengan moto Presidensi G20 Indonesia 2022,"Pulih Bersama, Kuat Bersama", negara-negara Kelompok 20 dan bangsa-bangsa lain di dunia bisa menjadikan Indonesia sebagai role model tranformasi digital. Role model ini, khususnya, terkait kemampuan dan kecepatan Indonesia pulih dari hantaman pandemi.

Bukti bahwa Indonesia bisa menjadi role model bisa dicermati melalui beberapa contoh berikut.

Salah satu contoh adalah komitmen Indonesia menghadirkan peradaban digital di kalangan pelaku bisnis rintisan (startup). Pemerintah Indonesia memberikan edukasi tentang aplikasi digital kepada 1.000 startup. Selanjutnya, edukasi tersebut disempurnakan dengan terkoneksikannya aplikasi milik para startup ke ekosistem BUMN.

Sungguh, ikhtiar tersebut bisa menjadi `template` bagi negara-negara lain untuk membangkitkan ekonomi pascapandemi , khususnya melalui digitalisasi bisnis rintisan.

Contoh lain dari keseriusan tranformasi digital Indonesia adalah komitmen mendorong UMKM untuk hijrah ke era go online. Komitmen ini, salah satunya, diwujudkan melalui kampanye pemakaian aplikasi Pasar Digital UMKM (PaDi UMKM). Inilah platform digital yang mempertemukan UMKM dengan BUMN guna mempercepat transaksi belanja BUMN pada UMKM. Tak hanya itu, aplikasi ini juga mempermudah UMKM mendapatkan akses pembiayaan.

Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM onboard digital, atau masuk ke platform digital pada 2024.Menurut Ketua Umum idEA Bima Laga, saat ini, ada sekitar 19 juta pelaku UMKM yang sudah berjualan di platform digital.

Digitalisasi UMKM di Indonesia bisa menginspirasi negara-negara G-20 dan bangsa-bangsa lain saat hendak mendongkrak perekonomian rakyatnya.

Jaringan Fiber
Contoh lain kesungguhan membangun transformasi digital adalah keseriusan Indonesia membangun jaringan fiber.
Saat ini, kata Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, di wilayah Tanah Air telah terbangun jaringan fiber sepanjang 170 ribu kilometer, dengan 250 ribu pemancar. Infrastruktur ini menjadikan 95 persen wilayah Indonesia terhubung dengan jaringan internet.

Dari contoh tersebut, dunia bisa memetik spirit bahwa negara harus serius membangun jaringan internet. Ini penting, karena jaringan internet adalah nyawa bagi transformasi digital.

Ada satu contoh lagi, yang menunjukkan kesanggupan Indonesia mewarnai transformasi digital dunia. Yakni disahkannya pemakaian aplikasi PeduliLindungi di 27 negara Uni Eropa (UE), mulai Kamis, 12 Mei 2022.

Adapun ke-27 negara Uni Eropa tersebut adalah Austria, Belanda, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Hongaria, Irlandia, Italia, Jerman, Kroasia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Perancis, Polandia, Portugal, Rumania, Siprus, Slowakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Yunani.

Pengesahan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uni Eropa, melalui pengakuan kesetaraan, antara sertifikat vaksinasi Covid-19 yang ada di aplikasi PeduliLindungi dengan EU Digital Covid Certificate (Sertifikat Vaksin Covid-19 Digital Uni Eropa).

Tak hanya Uni Eropa, pengakuan serupa juga datang dari kawasan regional. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, sertifikat vaksin Covid-19 di aplikasi PeduliLindungi diakui oleh negara-negara ASEAN. Pengakuan ini dideklarasikan dalam pertemuan menteri kesehatan se-ASEAN ke-15 (15th AHMM) di Hotel Conrad, Bali, pada Sabtu,14 Mei 2022.

Contoh-contoh di atas, sekali lagi, menunjukkan bahwa Indonesia mampu mewarnai transformasi digital dunia. Seratus persen mampu.

 

FOLLOW US