• News

Usulan Putin Membangun Pusat Gas Eropa di Turki Masih Harus Didiskusikan

Yati Maulana | Kamis, 13/10/2022 13:01 WIB
Usulan Putin Membangun Pusat Gas Eropa di Turki Masih Harus Didiskusikan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki Fatih Donmez di Bali, Indonesia, 2 September 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Menteri Energi Turki Fatih Donmez mengatakan pada hari Rabu bahwa terlalu dini untuk mengomentari usulan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pusat gas Eropa di Turki. Tetapi dia menambahkan bahwa masalah tersebut harus didiskusikan.

Berbicara pada konferensi Pekan Energi Rusia di Moskow, baik kepala Putin dan Gazprom (GAZP.MM) Alexei Miller menyarankan untuk membuat pusat gas di Turki.

Putin mengatakan bahwa Rusia dapat mengalihkan pasokan yang ditujukan untuk jaringan pipa Nord Stream yang rusak ke Laut Hitam untuk membuat hub di Turki, atau bahkan menggunakan satu bagian utuh dari Nord Stream 2 untuk memasok Uni Eropa.

Donmez mengatakan itu adalah pertama kalinya dia mendengar proposal tersebut, menambahkan bahwa terlalu dini untuk membuat penilaian. Ini pertama kalinya kami mendengar isu memasok Eropa melalui jalur alternatif, yang disampaikan Presiden Putin dalam pidatonya. Oleh karena itu, terlalu dini untuk melakukan penilaian," katanya.

"Proyek-proyek internasional semacam ini perlu penilaian kelayakan, aspek komersial perlu dibahas. Ini adalah hal-hal yang perlu dibahas," tambah Donmez.

Anggota NATO Turki memiliki hubungan dekat dengan Ukraina dan Rusia dan telah berusaha untuk menyeimbangkan hubungan selama konflik di Ukraina. Turki menolak sanksi Barat terhadap Moskow, tapi mengkritik Rusia atas apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina dan memasok Kyiv dengan drone bersenjata.

Bersama dengan PBB, Turki menengahi kesepakatan Juli untuk membuka ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitamnya, yang tetap menjadi satu-satunya terobosan diplomatik signifikan dalam konflik tujuh bulan itu.

Hubungan Ankara dengan Rusia rumit, dengan kedua negara bekerja sama erat dalam pasokan energi sementara berselisih mengenai Suriah, Libya, dan Azerbaijan.

FOLLOW US