• News

Lavrov: Rusia Tunggu Ajakan Serius untuk Dialog dengan Barat

Yati Maulana | Rabu, 12/10/2022 11:01 WIB
Lavrov: Rusia Tunggu Ajakan Serius untuk Dialog dengan Barat Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. (foto: AP/ rbth.com)

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Selasa bahwa Moskow terbuka untuk pembicaraan dengan Barat mengenai perang Ukraina tetapi belum menerima proposal serius untuk bernegosiasi.

Dalam sebuah wawancara di TV pemerintah, Lavrov mengatakan Rusia bersedia untuk terlibat dengan Amerika Serikat atau dengan Turki tentang cara-cara untuk mengakhiri perang sekarang dalam delapan bulan.

Penekanannya pada penerimaan Rusia terhadap pembicaraan datang setelah serangkaian kekalahan yang menyakitkan sejak awal September saat Ukraina mengendalikan momentum konflik.

Lavrov mengatakan para pejabat termasuk juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Amerika Serikat terbuka untuk pembicaraan tetapi Rusia menolak. "Ini bohong," kata Lavrov. "Kami belum menerima tawaran serius untuk melakukan kontak."

Dia juga mengatakan Rusia tidak akan menolak pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden pada pertemuan puncak Kelompok 20 pada pertengahan November di Indonesia, dan akan mempertimbangkan proposal tersebut jika diterima.

"Kami telah berulang kali mengatakan bahwa kami tidak pernah menolak pertemuan. Jika ada proposal, maka kami akan mempertimbangkannya," kata Lavrov.

Mengomentari kemungkinan bahwa Turki dapat menjadi tuan rumah pembicaraan antara Rusia dan Barat, Lavrov mengatakan Moskow akan bersedia mendengarkan saran apa pun tetapi tidak dapat mengatakan sebelumnya apakah ini akan membuahkan hasil.

Dia mengatakan Presiden Turki Tayyip Erdogan akan memiliki kesempatan untuk mengajukan proposal kepada Presiden Rusia Vladimir Putin ketika keduanya mengunjungi Kazakhstan minggu ini.

Lavrov mencatat bahwa pembicaraan langsung antara Rusia dan Ukraina gagal pada akhir Maret. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengesampingkan pembicaraan dengan Putin setelah Rusia mengklaim pencaplokan bulan lalu atas empat wilayah Ukraina yang sebagian didudukinya.

FOLLOW US