• Bisnis

Ancaman Potensi Resesi Global, Tips Tepat Investasi di Tengah Lonjakan Inflasi

Tri Umardini | Selasa, 11/10/2022 09:01 WIB
Ancaman Potensi Resesi Global, Tips Tepat Investasi di Tengah Lonjakan Inflasi Ancaman Potensi Resesi Global, Tips Tepat Investasi di Tengah Lonjakan Inflasi. (FOTO: FREEPIK)

JAKARTA - Ancaman resesi global sudah di depan mata.

Dalam beberapa pekan terakhir, pasar saham dan obligasi Indonesia dibayangi sentimen kabar potensi resesi global, akibat tingginya inflasi dan kenaikan agresif suku bunga acuan mayoritas negara di dunia.

Hal ini menyebabkan tingginya fluktuasi di pasar saham dan obligasi dalam jangka pendek.

Dari dalam negeri, inflasi pada September 2022 melonjak hingga 5,95% secara tahunan.

Sementara itu untuk inflasi di sektor rumah tangga, terutama dari sisi biaya listrik dan bahan bakar rumah tangga terjadi inflasi 6,14% untuk periode yang sama.

Pertumbuhan Inflasi Tahunan di 2022


Dikutip dari Bareksa, dari tabel tersebut, terlihat sejak awal tahun, inflasi Indonesia mengalami tren kenaikan.

Selain karena memang terjadi pemulihan ekonomi yang mendorong aktivitas, serta daya beli masyarakat, inflasi juga disebabkan oleh lonjakan harga komoditas.

Menurut Tim Analis Bareksa, selama tensi geopolitik Rusia - Ukraina yang menyebabkan kenaikan harga komoditas global masih cukup tinggi, maka inflasi hingga akhir tahun diproyeksikan bakal mencapai 7%.

Jika inflasi terlalu tinggi dan harga kebutuhan pokok serta kebutuhan hidup juga naik, maka hal ini dikhawatirkan menggerus nilai penghasilan atau pendapatan yang diterima oleh masyarakat.

Apa Solusinya?

Agar nilai pendapatan tidak tergerus inflasi, maka masyarakat harus mempertimbangkan investasi di pasar keuangan.

Terutama investasi di Surat Berharga Negara (SBN Ritel) dan reksadana pasar uang yang umumnya menghasilkan kinerja yang lebih stabil di tengah risiko fluktuasi tinggi di pasar modal.

Kinerja Instrumen Investasi & Kenaikan Pendapatan Masyarakat

Jenis Pemasukan

- Pendapatan --> Proyeksi Tahun 2022 (%)
Proyeksi pertumbuhan gaji tahun 2022 --> 6,5

- Investasi --> Imbal Hasil 1 Tahun (%) - Sept 2022
Kupon ORI022 (sudah dipotong pajak) -->
5,36

- Top 5 reksadana pasar di Bareksa --> 4,07
Suku bunga deposito 4 bank besar --> 2.41

(Sumber : Kemenkeu, IDX, Pusat Data Kontan, Tim Analis Bareksa)

Dilansir IDX, perusahaan SDM Mercer melakukan survei proyeksi kenaikan gaji di Indonesia terhadap 533 organisasi dan didapatkan angka sekitar 6,5% untuk tahun 2022, didukung oleh proyeksi perbaikan kinerja keuangan perusahaan serta prospek sektor teknologi yang sedang bertumbuh di Indonesia.

Angka proyeksi kenaikan gaji tersebut dapat dikatakan bisa menutup proyeksi pertumbuhan inflasi tahun ini, namun selisihnya juga tidak terlalu banyak.

Jika hanya ditabung di bank, maka akan tergerus oleh biaya administrasi bank.

Sementara jika ditempatkan ke deposito juga masih akan dikenai pajak 20%.

Berikut Top 5 Reksa Dana Pasar Uang dan Kinerja 1 Tahun (7) di Bareksa:

1. Capital Money Market Fund --> 4,38%
2. Syailendra Sharia Money Market Fund --> 4,06%
3. Sucorinvest Sharia Money Market Fund --> 4,25%
4. Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia --> 3,91%
5. Syailendra Dana Kas --> 3,74%
(*)

FOLLOW US