Para pelayat menghadiri upacara pemakaman pemimpin hak-hak Pribumi Tomas Rojo di komunitas Adat Yaqui Vicam, di negara bagian Sonora, Meksiko, pada Juli 2021.(Foto: AP/ nytimes.com)
JAKARTA - LSM, Global Witness, melaporkan Kamis bahwa Meksiko telah naik ke urutan teratas sebagai tempat paling berbahaya bagi para pembela tanah dan aktivis lingkungan di seluruh dunia.
Dari 200 pembela tanah dan lingkungan yang terbunuh pada tahun 2021, Meksiko melaporkan jumlah pembunuhan tertinggi dengan 54 pembunuhan, meningkat dari 30 yang dilaporkan pada tahun 2020, menurut laporan kelompok tersebut, “Decade of Defiance.”
Meksiko telah mendokumentasikan 154 kasus kekerasan mematikan terhadap pembela tanah dan aktivis dalam 10 tahun terakhir, dengan 131 pembunuhan dilaporkan antara 2017 dan 2021 saja.
Pertambangan adalah sektor utama yang terkena dampak kekerasan di seluruh dunia. Industri ini melaporkan pembunuhan terbanyak dengan 27 kasus yang terdokumentasi pada tahun 2021. Tetapi sebagian besar serangan terkonsentrasi di Meksiko.
Menurut Global Witness, kekerasan tampaknya terkonsentrasi di wilayah utara dan tenggara, tepatnya di negara bagian Sonora dan Oaxaca, dengan 40% korban berasal dari penduduk asli.
Ada 238 agresi yang didokumentasikan terhadap aktivis tanah dan lingkungan, lonjakan lebih dari 160% dibandingkan dengan 65 yang dilaporkan pada tahun 2020, menurut Pusat Hukum Lingkungan Meksiko (Cemda).
Badan tersebut juga melaporkan kasus-kasus di mana seluruh komunitas menjadi sasaran intimidasi, serangan fisik, pemindahan paksa, penghilangan dan eksekusi di luar proses hukum.
Global Witness mengatakan ada 12 pembunuhan massal secara global pada tahun 2021, empat di Meksiko.
Selain itu, sebagian besar kasus menghasilkan impunitas total, dengan 94% tidak dilaporkan dan hanya 0,9% diselesaikan.