• News

Korea Utara Bantah Pernah Memasok Senjata dan Amunisi ke Rusia

Yati Maulana | Kamis, 22/09/2022 15:01 WIB
Korea Utara Bantah Pernah Memasok Senjata dan Amunisi ke Rusia Bendera negara Rusia dan Korea Utara di Vladivostok, Rusia 25 April 2019. Foto: Reuters

JAKARTA - Korea Utara pada hari Kamis mengatakan tidak pernah memasok senjata atau amunisi ke Rusia dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya. Korea Utara juga memperingatkan Amerika Serikat untuk "tutup mulut" dan berhenti menyebarkan desas-desus yang bertujuan "menodai" citra negara itu.

"Baru-baru ini, AS dan pasukan musuh lainnya berbicara tentang `pelanggaran resolusi` DK PBB, menyebarkan `rumor perdagangan senjata` antara DPRK dan Rusia. Kami belum pernah mengekspor senjata atau amunisi ke Rusia sebelumnya dan kami tidak akan berencana mengekspornya," KCNA mengutip wakil direktur jenderal Biro Umum Peralatan Kementerian Pertahanan Nasional negara itu dalam sebuah pernyataan, tanpa menyebut nama pejabat itu.

Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel awal bulan ini mengatakan bahwa Rusia "sedang dalam proses pembelian jutaan roket dan peluru artileri dari Korea Utara untuk digunakan di Ukraina."

Menyebutnya sebagai "pembelian potensial", juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby kemudian mengklarifikasi bahwa "tidak ada indikasi bahwa pembelian telah selesai dan tentu saja tidak ada indikasi bahwa senjata-senjata itu digunakan di dalam Ukraina."

Amerika Serikat juga menuduh Iran memasok drone ke Rusia untuk digunakan dalam perangnya di Ukraina, yang dibantah Teheran.

Rusia juga membantah tuduhan itu dan menuntut Amerika Serikat untuk memberikan bukti.

Rusia dan Korea Utara baru-baru ini membicarakan hubungan mereka.

Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu mengatakan kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bahwa kedua negara akan "memperluas hubungan bilateral yang komprehensif dan konstruktif dengan upaya bersama," dalam sebuah surat yang dikirim untuk hari pembebasan Korea.

Kim juga mengirim surat kepada Putin yang mengatakan "kerja sama, dukungan, dan solidaritas strategis dan taktis" antara kedua negara telah mencapai tingkat baru di tengah upaya bersama mereka untuk menggagalkan ancaman dan provokasi dari "pasukan militer yang bermusuhan".

Ukraina, yang menolak invasi Rusia yang digambarkan oleh Moskow sebagai "operasi militer khusus", memutuskan hubungan dengan Pyongyang setelah negara tertutup itu pada Juli mengakui dua "republik rakyat" yang memisahkan diri yang didukung Rusia di Ukraina timur sebagai negara merdeka.

FOLLOW US