• Bisnis

Jika Harga Telur Tak Kunjung Turun, NFA Gelar Operasi Pasar

Eko Budhiarto | Senin, 29/08/2022 08:36 WIB
Jika Harga Telur Tak Kunjung Turun, NFA Gelar Operasi Pasar Illustrasi

JAKARTA - Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) akan menggelar operasi pasar jika harga telur tidak kunjung turun dalam beberapa hari ke depan. Di sisi lain, NFA menilai saat ini harga telur tengah mencari keseimbangan baru.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi bersama asosiasi peternak layer dan broiler. Terkait hal ini, NFA telah bertemu dengan Persatuan Insan Perunggasan Indonesia, di Semarang, beberapa waktu lalu. Koordinasi dengan asosiasi dilakukan guna mengidentifikasi faktor penyebab kenaikan harga telur.

Menurut Arief, harga telur saat ini tengah mencari kesetimbangan baru menyusul adanya kenaikan biaya produksi. Di samping itu juga akibat pandemi beberapa waktu lalu.

Khusus Jagung untuk pakan, lanjut Arief, NFA telah menghubungkan daerah sentra produksi seperti Sumbawa, Dompu dengan Sentra Peternak Layer di Blitar dan Kendal sehingga dapat berjalan dengan baik.

"Terdapat perubahan harga DOC, struktur biaya lainnya seperti biaya pakan dan biaya angkut. Hal tersebut tentunya berdampak pada perubahan harga telur, " ujar Arief, seperti dikutip dari laman resmi NFA, Senin (29/8/2022) pagi.

Arief berpandangan, dibutuhkan kolaborasi semua pihak guna menemukan kesetimbangan hulu hilir pangan. Hal ini demi mewujudkan kondisi dimana petani dan peternak sejahtera, pedagang untung, dan masyarakat tersenyum.

Selanjutnya, Arief mengatakan, guna mengatasi lonjakan harga pihaknya akan menggandeng Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk melakukan Operasi Pasar. Tindakan ini dilakukan apabila harga telur tidak kunjung turun hingga di bawah Rp30.000/kg dalam beberapa hari ke depan.

"Kami terus berkoordinasi intensif dengan Kemendag, Kementan dan Satgas Pangan. Kami sudah bertemu Dirjen PKH Kementan sepakat akan melakukan langkah-langkah stabilisasi diantaranya Operasi Pasar," ujarnya.

Upaya kolaborasi melibatkan asosiasi dan menggandeng Kementerian dan Lembaga terkait ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo, bahwa dalam penyelesaian permasalahan pangan diperlukan kolaborasi seluruh stakeholder.

Lebih lanjut, Arief mengatakan, NFA telah merumuskan langkah penguatan sektor perunggasan secara berkelanjutan pada beberapa minggu terakhir. Langkah tersebut diantaranya menyusun rancangan Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) yang telah dibahas bersama seluruh stakeholder perunggasan nasional.

Hasil pembahasan mengusulkan HAP Jagung Pipil Kering KA 15% Rp4.200/kg di tingkat petani, dan Rp5.000/kg di tingkat peternak. HAP Telur Ayam Ras Rp22.000 sampai dengan Rp24.000/kg di tingkat peternak dan Rp27.000/kg di konsumen.

Selain itu, juga dilakukan penyusunan skema penyerapan hasil ternak unggas oleh BUMN pangan, yaitu Bulog dan PT Berdikari sebagai member Holding BUMN Pangan dan juga Private Sector.

"Jadi solusi penguatan sektor perunggasan yang kami siapkan sifatnya in line. Di hilir kami dorong BUMN Pangan lakukan penyerapan, di hulu kami amankan kepastian harganya melalui regulasi HAP, sehingga semuanya terukur," ujar Arief.

 

 

FOLLOW US