• News

Ditemui Puan, TGH Turmudzi: Tak Ada Alasan Pertentangkan Kepemimpinan Perempuan

Yahya Sukamdani | Sabtu, 27/08/2022 16:11 WIB
Ditemui Puan, TGH Turmudzi: Tak Ada Alasan Pertentangkan Kepemimpinan Perempuan Ketua DPR RI Puan Maharani bersilaturahmi kepada ulama kharismatik Nahdlatul Ulama NTB, TGH Turmudzi Badarudin. Foto: Dok Katakini.com

MATARAM - Ketua DPR Puan Maharani bersilaturahmi dengan ulama kharismatik Tuan Guru Turmudzi Badarudin di Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu, Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (27/8/2022).

Dalam pertemuan tersebut, Puan mendapat dukungan dari Tuan Guru Turmudzi untuk maju di Pilpres 2024.

Menurut TGH Turmudzi, alim ulama dan masyarakat Aceh tidak pernah menolak kerajaan dipimpin oleh seorang raja perempuan atau disebut ratu. Buktinya, dalam sejarah ada empat perempuan yang pernah memimpin Kerajaan Aceh antara tahun 1641 sampai tahun 1699, yaitu Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam (1641-1675), Sri Ratu Naqiatuddin Nurul Alam (1675-1678), Sri Ratu Zaqiyatuddin Inayat Syah (1678-1688), dan Sri Ratu Zainatuddin Kamalat Syah (1688-1699).

Diterimanya raja perempuan dalam Islam bukan tanpa alasan, tapi juga berdasarkan kearifan seorang ulama karismatik asli Aceh, Syaikh Abdul Rauf as-Singkili, atau dikenal dengan nama Syiah Kuala (1591-1996) yang bergelar qadli malikul adil, yaitu hakim raja yang adil.

Syiah Kuala adalah seorang ulama ahli tafsir dan fiqih asal Aceh yang terkenal dalam sejarah penulisan tafsir di Indonesia sebagai penulis tafsir Al-Qur`an lengkap 30 juz pertama dalam bahasa Melayu dengan judul Tarjuman al-Mustafid. 

“Artinya, sekarang tidak ada lagi alasan untuk mempertentangkan kepemimpinan perempuan dalam Islam untuk bangsa Indonesia. Selain landasan agama sesuai fatwa alim ulama NU, pemimpin perempuan juga memiliki landasan sejarah seperti antara lain yang diperlihatkan di Aceh,” ucap Tuan Guru Turmuzi.

“Ditambah lagi, ideologi Pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara kita juga tidak melarang perempuan menjadi pemimpin,” tambahnya.

Tuan Guru Turmuzi mendukung dan mendoakan Puan agar memperoleh kepercayaan rakyat dalam pilpres 2024 dan mendapat ridha Allah SWT untuk menjadi Presiden Republik Indonesia.

Pada kesempatan tersebut Puan mengatakan, datang bersilaturahmi dengan Tuan Guru Turmuzi selain melanjutkan tradisi hubungan baik dengan para ulama yang diajarkan kakeknya, Bung Karno, juga menyambung silaturahmi Megawati Soekarnoputri.

“Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu  ini  memiliki sejarah besar dalam moderasi Islam dan demokrasi Indonesia. Di tempat inilah dulu pernah digelar Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 17-20 November 1997. Salah satu rekomendasi Munas tersebut adalah tentang kedudukan perempuan dalam Islam,’’ kata Puan.

“Saya datang ke Lombok ini juga ingin menggali lebih jauh lagi tentang fatwa dibolehkannya perempuan menjadi presiden di negeri kita,’’ imbuh Puan.

Setelah bertemu Tuan Guru Turmudzi, Puan lalu menemui para santri Ponpes Qomarul Huda Bagu. Kehadiran Puan sendiri mendapat sambutan hangat dari para santri.

Kepada Puan, para santri menyampaikan aspirasinya untuk bisa memiliki perpustakaan sebagai fasilitas sekolah dan kampus di Ponpes Qomarul Huda Bagu. Puan siap mengawal harapan para santri tersebut.

“Presiden Jokowi melalui Kepres Nomor 22 tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai hari Santri. Sebagai Presiden dari PDI Perjuangan telah membuktikan pengakuannya terhadap peran santri dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia,” ungkap Ketua DPP PDIP itu.

FOLLOW US