• Kabar Pertanian

Petani Antusias Ikuti Pelatihan Literasi Keuangan di Luwu Timur

Agus Mughni Muttaqin | Selasa, 23/08/2022 10:26 WIB
Petani Antusias Ikuti Pelatihan Literasi Keuangan di Luwu Timur Pembukaan pelatihan literasi keuangan bagi petani di Desa Bayondo, Kec. Tomoni, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Foto: Humas Kementan)

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan pelatihan untuk memaksimalkan pengetahuan rumah tangga petani mengenai literasi keuangan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani.

Hal ini seperti disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo bahwa petani harus mampu meningkatkan kesejahteraan dan pendapatannya.

"Petani harus mampu mengelola dan merencanakan keuangan rumah tangga dan usaha taninya agar dapat mensejahterakan kehidupan dan memaksimalkan pendapatan mereka," kata Mentan Syahrul.

Melalui program Rural Empowerment Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI), Kementan mengadakan pelatihan literasi keuangan bagi perwakilan rumah tangga petani yang dilaksanakan secara serentak di 342 desa, 120 kecamatan, 18 kabupaten dan 6 provinsi dari 20-23 Agustus 2022.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, program ini bertujuan memberikan pemahaman dalam penerapan pengelolaan keuangan rumah tangga dan usaha tani.

"Kita juga ingin meningkatkan rasa percaya diri rumah tangga petani sasaran dalam mengakses dan menggunakan fasilitas layanan keuangan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan produk keuangan lainnya," tutur Dedi.

Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan tujuan Program READSI, yaitu memberdayakan rumah tangga pedesaan di lokasi program baik secara individu maupun kolektif dengan keterampilan.

"Harapannya, mereka percaya diri dan pengelolaan sumber daya untuk meningkatkan pendapatan dan mata pencaharian pertanian dan non-pertanian mereka secara berkelanjutan," jelasnya.

Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam Program READSI yaitu Kabupaten Luwu Timur, yang mendapat alokasi jatah peserta sebanyak 250 pasang perwakilan rumah tangga atau 500 orang petani. Perwakilan petani tersebut berasal dari 18 desa dan 6 kecamatan yang terdiri dari Angkona, Kalaena, Tomoni, Mangkutana, Burau, dan Wotu.

Pada pelatihan ini, petani diajarkan cara mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pengelolaan anggaran KUR untuk biaya produksi, pengelolaan keuangan rumah tangga dan juga format pencatatan keuangan rumah tangga maupun usaha pertanian.

Materi disampaikan oleh fasilitator atau penyuluh yang merupakan alumni TOT (Training of Trainers) Literasi Keuangan Program READSI dan didampingi oleh widyaiswara Kementerian Pertanian selaku penjamin mutu pada pelatihan.

Antusias para petani dari 18 desa sangat terasa, hingga menjelang sore hari mereka masih bersemangat dan membentuk kelompok diskusi. Para petani mengakui bahwa adanya pelatihan literasi keuangan sangat membantu mengetahui alur keluar masuk keuangan seperti yang dituturkan oleh Pak Rusli (46) dari kelompok tani Kaloa, Desa Jalajja.

"Saya sangat senang dengan adanya pelatihan ini dapat menambah teman baru, mengingat kembali masa-masa sekolah pada waktu dulu dan juga dapat mengetahui bagaimana mengelola keuangan dengan baik," ucapnya pada Senin (22/8)

Tempat pelatihan yang dilaksanakan di Desa Jalajja berada di aula kantor desa yang belum rampung, bahkan pada saat pembukaan menggunakan mobile internet dari salah satu Fasilitator Desa (FD). Walaupun begitu, para petani tetap semangat mengikuti pelatihan.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Sukreni (49) dari kelompok tani Bunga Cengkeh I, pada saat mempresentasikan hasil diskusi bersama dengan suaminya mengenai pencatatan usaha pertanian.

"Setelah dihitung-hitung jumlah pengeluaran saya lebih banyak daripada pendapatan, saya tidak mengerti kenapa. Untuk itu saya sangat berterimakasih dengan adanya pelatihan ini saya jadi mengetahui bagaimana menghitung pengeluaran dan pendapatan," ujarnya.

FOLLOW US