• Ototekno

Tewaskan Pasangan, Ford Dituntut Rp25 Triliun

Akhyar Zein | Senin, 22/08/2022 14:15 WIB
Tewaskan Pasangan, Ford Dituntut Rp25 Triliun Ilustrasi. Logo Ford (foto: belgium.postsen.com)

JAKARTA -  Terkait kecelakaan mobil pikap yang merenggut nyawa pasangan rumah tangga, Dewan juri di Negara Bagian Georgia telah menetapkan tuntutan ganti rugi 1,7 miliar dolar AS (Rp25,28 triliun) terhadap Ford Motor Co, AP melaporkan pada Minggu.

James Butler Jr., pengacara mendiang Melvin dan Voncile Hill, mengatakan pada Minggu (21/8) bahwa putusan tersebut dikeluarkan akhir pekan lalu oleh dewan juri di Gwinett County, sebelah timur Atlanta, masih menurut  kantor berita tersebut.

Melvin dan Voncile Hill adalah penduduk Georgia. Pasangan itu tewas dalam kecelakaan pada April 2014 saat pikap Ford F-250 2002 yang mereka tumpangi terguling.

Anak-anak pasangan tersebut, Kim dan Adam Hill, merupakan penggugat dalam kasus itu, yang sudah bergulir bertahun-tahun, menyangkut kematian akibat kelalaian pihak lain.

Pengacara mereka menyebut kematian itu disebabkan ada kecacatan berbahaya pada atap mobil-mobil bak buatan Ford.

Para pengacara penggugat telah mengajukan bukti terkait hampir 80 kecelakaan serupa akibat pikap yang hancur --hingga melukai atau menewaskan para pengendara, kata kantor pengacara Butler, Butler Prather LLP, dalam sebuah pernyataan kepada AP.

"Pemberian ganti rugi, yang diharapkan menjadi pengingat bagi orang-orang yang mengendarai jutaan pikap Ford yang terjual, adalah alasan keluarga Hill bersikeras untuk menuntut," lapor AP, yang mengutip Butler.

Ford pada Minggu belum menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.

Menurut argumen penutup yang disampaikan di pengadilan oleh pengacara Ford, William Withrow Jr., tidak benar "bahwa Ford dan para insinyurnya bertindak sengaja dan ceroboh, dengan sadar tidak memedulikan keselamatan orang-orang yang mengendarai mobil mereka saat mereka membuat keputusan-keputusan terkait kekuatan atap," kata AP.

Pengacara lainnya, Paul Manke, mengatakan tuduhan bahwa Ford tidak bertanggung jawab dan dengan sengaja membuat keputusan yang menempatkan pelanggan dalam risiko "sama sekali keliru," lapor AP.

FOLLOW US