• Bisnis

Kunker ke Papua Barat, Menko Luhut Ajak Rawat dan Kelola Laut

Budi Wiryawan | Jum'at, 12/08/2022 22:50 WIB
Kunker ke Papua Barat, Menko Luhut Ajak Rawat dan Kelola Laut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (foto: liputan6.com)

Raja Ampat - Melanjutkan kunjungan kerja dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah di Provinsi Papua Barat, pada hari kedua, Jumat (12/8/2022), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan berkunjung ke destinasi pariwisata geopark Kepulauan Piaynemo, Desa Wisata Arborek, dan Pulau Sauwandarek.

"Dari laut kita hidup, laut adalah masa depan Raja Ampat sekaligus Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan merawat dan mengelola laut, kita hidup," pungkas Menko Luhut di awal kunjungan.

Pada kesempatan tersebut, Menko Luhut didampingi oleh Plt. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Rachmat Kaimuddin, Staf Khusus Menteri Bidang Hukum dan Perundang-undangan Lambock V. Nahattands, dan Penasehat Khusus Menteri Bidang Pertahanan dan Keamanan Maritim Marsetio.

Lokasi pertama yang dikunjuingi merupakan destinasi primadona wisatawan yang dikenal seluruh dunia. Uniknya, Piaynemo termasuk geosite geopark Raja Ampat yang dikelola masyarakat lokal dan pembangunan fasilitasnya dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).

Meskipun begitu, Piaynemo telah memenangkan berbagai penghargaan. Salah satunya, juara 1 pengelolaan kawasan dalam Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) di tahun 2018. Selain itu, Piaynemo juga menjadi pemandangan alam yang diabadikan pada uang Rp100.000.

Selama mengamati fasilitas yang tersedia, Menko Luhut menekankan tentang pentingnya menjaga kebersihan di sana.

"Di sini, alamnya sudah sangat bagus, tapi nggak akan berarti kalau kotor," tuturnya.

Ia pun mendorong agar di Piaynemo dapat disediakan objek wisata menyelam, mengingat lokasinya populer, airnya jernih, dan ada banyak ikan. Para Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga harus menjaga kualitas produknya, agar wisatawan yang datang puas.

Setelah mengunjungi Piaynemo, Menko Luhut menyempatkan untuk singgah di Desa Wisata Arborek. Sama halnya dengan Piaynemo, Arborek juga sering memenangkan lomba desa wisata di Indonesia karena mempraktikkan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam. Bukan hanya bawah lautnya yang indah, di sana juga terdapat pusat UMKM yang memproduksi kerajinan-kerajinan tangan.

Pengawasan kawasan dinilai akan lebih efektif jika dikelola oleh masyarakat lokal karena mereka paham wilayah.

"Kalau bisa disediakan alat selam dan dilengkapi amenitasnya buat pengunjung yang datang. Jadi mereka bukan hanya singgah sebentar di sini untuk menikmati Pulau Arborek," tutur Menko Luhut.

Sebagai Desa Wisata yang memiliki lebih dari 200 penduduk, Menko Luhut ingin para guru dan murid di sana terdidik. Ia mengajak dua guru dan satu murid terbaik untuk diberangkatkan ke Jakarta dan menambah ilmu.

Lebih lanjut Menko Luhut beserta jajaran mengakhiri kunjungan ke salah satu destinasi snorkeling dan diving terbaik di Raja Ampat, yaitu Pulau Sauwandarek. Di titik tersebut terdapat terumbu karang, ikan-ikan, dan penginapan.

Sebagai informasi, pada malam sebelumnya, Menko Luhut menerima paparan progres pembangunan infrastruktur dari Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati. Selain menjelaskan tentang rencana pengembangan destinasi geopark kepulauan, ia menyampaikan bahwa Raja Ampat juga akan melakukan beberapa pembangunan infrastruktur lainnya.

Misalnya, pembangunan jnfrastruktur jalan kabupaten, penambahan terminal penumpang di Bandara Marinda Waisai, percepatan pembangunan Bandara Misool, pendirian bandara seaplane untuk memudahkan konektivitas antarpulau, dan rencana pengembangan dermaga pelabuhan laut Pulau Fani sebagai salah satu pulau terluar di Indonesia. Selain itu, ada Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) yang akan ditata. Kawasan ini bakal menjadi miniatur pembangunan infrastruktur biru (blue infrastructure) terintegrasi di Raja Ampat.

Filosofi orang raja ampat, hutan adalah mama, laut adalah bapak, pesisir adalah anak, sehingga kesemuanya harus dijaga secara bersama sama, hal itu sampai saat ini masyarakat raja ampat masih sangat menjaga alam baik laut, darat, dan pesisir.

FOLLOW US