• Kabar Pertanian

Mentan Syahrul Ingatkan Pentingnya Menjaga Keamanan Pangan

Agus Mughni Muttaqin | Rabu, 10/08/2022 07:57 WIB
Mentan Syahrul Ingatkan Pentingnya Menjaga Keamanan Pangan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDM), Dedi Nursyamsi. (Foto: Kementan)

Jakarta - Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Pangan yang bermutu dan aman dapat dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun dari industri pangan.

Demikian disampaikan pada kegiatan Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 32, yang menangkat tema Sehat Panganku Sehat Bumiku, Subang, Jawa Barat, Selasa (9/8).

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengingatkan pentingnya untuk benar-benar menjaga berbagai aspek terkait keamanan pangan di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

"Kita menghadapi tantangan besar di negeri ini, medical solution menjadi bagian tetapi food security makannya rakyat menjadi sesuatu yang penting," ujar SYL, sapaan Mentan Syahrul.

"Sekali lagi saya katakan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Karena itu permasalahan pangan dan gizi yang saat ini dihadapi banyak negara harus kita pecahkan bersama," tegas SYL.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDM), Dedi Nursyamsi, yang hadir pada acara Ngobras mengatakan, pangan lokal selain sehat bagi tubuh dan dompet, mengkonsumsi pangan lokal berarti membantu petani Indonesia.

"Pangan yang kita konsumsi harus aman dari pencemaran pestisida, logam berat, mikroba patogen, dan pencemaran lainnya. Pangan lokal pembusukannya lama, pangan organik lebih lama segarnya. Pangan organik itu orientasinya aman dan sehat," jelas Dedi.

Disebutkan Dedi bahwa manfaat pangan organik yaitu memenuhi kebutuhan tubuh atau makhluk hidup, yang kedua pangan harus menjadi sumber kehidupan yang layak, petani harus mendapatkan keuntungan dari pangan.

Ketua P4S Agrospora di Kabupaten Subang, Dedi Mulyadi, yang jadi narasumber pada kesempatan ini mengatakan, pada tahun 2012 beras organik tidak terlalu berkembang karena tidak mudah untuk mengubah mindset petani.

Ia juga menyampaikan pada tahun 2016 berasnya sudah mendapat sertifikat organik (domestik) yang difasilitasi oleh Kementan. "Produk organik mempunyai karakteristik lahan, untuk pertanian organik itu berdasarkan cluster," jelas Dedi Mulyadi.

Untuk pemasaran saat ini sedang menggarap market via daring, yakni webstore dan dikembangkan di digital marketing.

Di tempat yang sama, Penyuluh Pertanian kabupaten Subang, Dede Sapaat yang mendampingi petani dalam bertani secara organik menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi yaitu pengembangan, terutama ada konversi hasil produksi.

"Jadi harus dipikirkan agar petani tidak jomplang untuk penghasilannya," ungkap Dede Sapaat.

Hadir pada agenda Ngobras, Dea Vialdo yang berprofesi sebagai chef mencoba masakan yang dibuat oleh ibu-ibu PKK kabupaten Subang dengan mengolah sayuran organik yang ditanam di pekarangan rumah.

Dea Vialdo mengatakan bahwa masyarakat harus lebih aware dengan kesehatan, tidak hanya badan yang sehat tetapi lingkungan juga sehat. "Perubahan dilakukan secara bertahap, tetapi konsisten. Karena yang mau diubah adalah lifestyle, kita harus sayang sama kesehatan," tutup Dea Vialdo.

FOLLOW US