• Oase

Kemuliaan Kakek Moyang Nabi Muhammad SAW

Rizki Ramadhani | Senin, 08/08/2022 09:02 WIB
Kemuliaan Kakek Moyang Nabi Muhammad SAW Ilustrasi (foto: malangtimes)

Jakarta - Nabi Muhammad SAW sebagai manusia terpilih yang dilahirkan dari nasab paling mulia dari suku Quraisy, suku terhormat bangsa Arab dan kabilah paling mulia di dunia, serta paling jelas keturunan dan keluarganya. Bahkan pribadi Rasulullah SAW sangat terpuji, sebagaimana kita ketahui hadits dari Ummul mukminin Aisyah Radhiyallahu `Anha.

Ibnu Qatadah pernah bertanya kepada Aisyah tentang akhlak Rasulullah ﷺ. Maka Aisyah menjawab, “Akhlak beliau adalah Al-Qur`an”. (HR. Muslim). Yakni seluruh perilaku beliaw ﷺ sesuai dengan isi Al-Qur’an, oleh sebab itu untuk memahami Al-Qur’an tidak bisa lepas dari situasi dan kondisi yang dialami Nabi Muhammad ﷺ.

Cinta pada Nabi ﷺ  harus dibuktikan, bukan semata-mata. Ada orang yang mengaku cinta pada Nabi ﷺ, namun sebenarnya itu hanya klaim lisan. Salah satu bukti mencintai beliau ﷺ adalah dengan mengetahui para leluhurny.,

Fihr, adalah seorang yang sangat terpandang, mulia dan dermawan. Kakek ke-10 nabi Muhammad ﷺ inilah yang disebut Quraisy dan nenek moyang orang-orang Quraisy. Keturunan nabi Ismail ‘Alaihissalam yang berada di atas Fihr disebut Kinani (keturunan Kinanah). Sedangkan keturunan beliau, yang lahir setelah Fihr disebut Quraisy.

Semua kabilah Quraisy memiliki nasab yang bertemu pada diri beliau. Kebiasaan sang dermawan ini tidak menunggu orang datang untuk meminta kepadanya, melainkan beliaulah yang mendatangi, memeriksa kondisi, dan melihat siapa yang membutuhkan untuk dicukupi kebutuhan mereka dari hartanya. Diantara sahabat Nabi ﷺ yang nasabnya bertemu dengan Nabi ﷺ pada Fihr adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah Radhiallahu ‘Anhu.

Menurut Ibn Ishaq Rahimahullah, Fihr membela Mekah dalam melawan Raja Himyarite Yaman yang ingin memindahkan Ka’bah ke Yaman. Terdapat 41 pertempuran sengit yang diikuti di mana Himyar dikalahkan, dan Hassan Bin Kilal Bin Dhi Hadath al-Himyari dipenjarakan oleh Fihr selama dua tahun sampai dia membayar tebusannya.

Namun kisah ini ditolak oleh beberapa cendekiawan muslim yang berpendapat bahwa mereka belum pernah mendengarnya dan bahwa Khuza’a yang bertanggung jawab atas Ka’bah pada masa Hassan Ibn Kilal bukanlah Quraisy.

Ghalib, dinamakan Ghalib (pemenang) karena kakek kesembilan nabi Muhammad ﷺ ini selalu dapat mengalahkan semua musuhnya.

Luay, adalah kakek kedelapan nabi Muhammad ﷺ.

Ka’ab, dinamakan Ka’ab (bambu) karena beliau memiliki postur yang tinggi. Ka’ab merupakan sosok yang mulia, dihormati dan bijaksana. Ka’ab pernah mengumpulkan kaumnya di hari Arubah, hari yang penuh rahmat yaitu hari Jum’at.

Pada kesempatan itu, beliau mengabarkan kepada kaumnya bahwa dari keturunannya kelak akan diutus menjadi nabi (maksudnya, nabi Muhammad ﷺ). Karenanya, beliau mengingatkan agar kaumnya mengikuti nabi tersebut. Ka’ab dilahirkan di Mekah pada tahun 305, merupakan kakek ketujuh nabi Muhammad ﷺ, juga kakek kedelapan al-Faruq Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu.

Semoga kaum muslimin semakin dapat memupuk kecintaan kepada Rasulullah ﷺ. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US