• Gaya Hidup

Novel Where The Crawdads Sing Karya Delia Owens Diangkat ke Layar Lebar

Tri Umardini | Kamis, 04/08/2022 15:45 WIB
Novel Where The Crawdads Sing Karya Delia Owens Diangkat ke Layar Lebar Novel Where The Crawdads Sing, karya Delia Owen. (FOTO: GRAMEDIA)

JAKARTA - Novel Where The Crawdads Sing merupakan novel debut Delia Owens, seorang zoologist dan penulis.

Novel Where The Crawdads Sing menjadi novel best seller versi New York Times diterbitkan versi terjemahannya oleh Elex Media Komputindo sudah terjual jutaan eksemplar.

Where The Crawdads Sing merupakan novel bergenre misteri-thriller dengan alur campuran.

Dikutip dari Gramedia, drama yang dibalut misteri ini juga dihiasi oleh tulisan yang kaya akan pengetahuan tentang alam (berkaitan dengan profesi Delia Owens), tentang keluarga, cinta, juga tentang kesepian yang masif.

Prestasi yang sudah didapat Delia Owens dari novel ini juga tak main-main. Selain menjadi Buku Fiksi Terbaik tahun 2019 oleh Amazon.com, Where The Crawdads Sing juga telah menyabet British Book Awards 2021 pada kategori Page Turner Book of The Year.

Kini, Where The Crawdads Sing sudah difilmkan dan akan tayang di bioskop Indonesia pada akhir September 2022 nanti. Film ini dibintangi oleh para bintang muda yang tengah naik daun seperti Daisy Edgar-Jones, Harris Dickinson, dan Taylor John Smith.

Menariknya lagi, Taylor Swift didapuk sebagai pengisi original soundtrack filmnya dengan lagu berjudul "Carolina".

Aktris pemenang Oscar yaitu Reese Witherspoon, juga turut andil menjadi produser dalam film ini.

Cerita Novel Where The Crawdads Sing

Berlatar cerita di wilayah rawa paya, Where The Crawdads Sing merupakan kisah seorang gadis bernama Kya Clark yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap seorang pemuda ternama di kota mereka, di Barkley Cove, Carolina Utara.

Kya dibesarkan bukan dari keluarga yang berada. Ayahnya adalah seorang pemabuk dengan sifat kasar, sehingga karena tak tahan akan sikap sang kepala keluarga, satu per satu anggota keluarga meninggalkan Kya.

Di satu titik, ayah Kya pun pergi. Akhirnya, gadis kecil itu benar-benar sendiri. Tak ada cukup uang, tak mengecap pendidikan, dan tanpa perlindungan orang dewasa, Kya harus berjuang untuk terus hidup.

Banyak orang mencemoohnya karena hidupnya yang terisolasi di paya. Beruntungnya, ada beberapa orang yang masih mau membantu Kya untuk berkembang dan menjadi seorang ahli ekologi sekaligus penulis ternama.

Membaca paragraf sebelumnya, sekilas tergambar bahwa Kya, sama seperti kebanyakan orang, adalah satu sosok yang termotivasi untuk sukses demi menaikkan martabatnya.

Tapi tidak. Rasanya begitu banyak yang harus dituliskan untuk menggambarkan kehidupan Kya dalam satu tulisan saja.

Tentang orang-orang yang pergi dari hidupnya. Tentang sakitnya dikecewakan berkali-kali.

Tentang mengais remis agar bisa tetap hidup. Tentang kecintaannya akan burung camar dan kerang. Tentang pelecehan yang ia terima.

Tentang kerinduannya terkoneksi dengan manusia. Tentang payahnya polisi mengungkap kasus pembunuhan. Dan tentang pembunuhan itu sendiri.

Sungguh, jika kamu mengikuti cerita Kya ini dengan saksama, kamu akan sangat terkejut dengan twist-nya!

Nah, sambil menunggu waktu tayangnya tiba pada September nanti, mari kita nikmati dahulu versi novel Where The Crawdads Sing, ya! (*)

 

FOLLOW US