• News

Paus: Asimilasi Pribumi Kanada Oleh Gereja Adalah Genosida

Akhyar Zein | Sabtu, 30/07/2022 19:23 WIB
Paus: Asimilasi Pribumi Kanada Oleh Gereja Adalah Genosida Paus Fransiskus mengatakan pada hari Sabtu bahwa apa yang terjadi di sekolah-sekolah tempat tinggal yang dijalankan oleh Gereja Katolik Roma dan Gereja Kristen lainnya untuk secara paksa mengasimilasi anak-anak pribumi Kanada adalah genosida.(foto: Reuters/ nasdaq.com)

JAKARTA - Tindakan Gereja Katolik dan Kristen yang untuk secara paksa mengasimilasi anak-anak pribumi Kanada menurut Paus Fransiskus adalah genosida.

Paus Fransiskus menyampaikan hal tersebut dalam penerbangan kembali ke Roma setelah melakukan perjalanan selama seminggu di Kanada.  Dalam kunjungan tersebut Paus menyampaikan pernyataan maaf bersejarah atas peran kelam Gereja dalam peristiwa tersebut.

"Ya, genosida itu istilah teknisnya tetapi saya tidak menggunakannya karena saya tidak memikirkannya, tetapi saya jelaskan .... ya, itu adalah genosida, ya, ya, jelas. Anda bisa mengatakan bahwa saya mengatakannya sebagai genosida," kata Fransiskus, Selasa.

Istilah genosida tersebut keluar dari Paus ketika ditanya oleh seorang reporter penduduk asli Kanada di pesawat kepausan mengapa dia tidak menggunakan kata genosida selama kunjungannya, dan apakah dia mau menerima bahwa para anggota Gereja berpartisipasi dalam genosida.

"Saya mengutuk ini, membawa anak-anak pergi dan mencoba mengubah budaya mereka, pikiran mereka, mengubah tradisi mereka, ras, seluruh budaya," ujar dia.

Antara 1881 dan 1996, lebih dari 150.000 anak-anak penduduk asli Kanada dipisahkan dari keluarga mereka dan dibawa ke sekolah-sekolah asrama.

Banyak anak-anak kelaparan, dipukuli, dan dilecehkan secara seksual dalam sistem yang oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada disebut "genosida budaya".

Sekolah-sekolah itu dijalankan untuk pemerintah oleh kelompok-kelompok agama, yang kebanyakan dari mereka adalah imam dan biarawati Katolik.

Senin lalu, Fransiskus mengunjungi Kota Maskwacis, tempat dua bekas sekolah asrama di mana ia meminta maaf dan menyebut asimilasi paksa "jahat" dan "kesalahan fatal".

Dia juga meminta maaf atas dukungan Katolik terhadap "mentalitas penjajahan" pada masa itu.

FOLLOW US