• Oase

Bangkitnya Kaum Sodom Melalui LGBT

Rizki Ramadhani | Jum'at, 29/07/2022 11:36 WIB
Bangkitnya Kaum Sodom Melalui LGBT Ilustrasi pasangan LGBT (foto:republika)

Jakarta - Hubungan biologis yang normal dan wajar adalah dengan lawan jenis, bukan sesama jenis (Same Sex Attraction, disingkat SSA) seperti yang dilakukan kaum homo dan lesbian saat ini. Menilik dari sejarah, sebenarnya perilaku LGBT sejatinya cuma kebangkitan dari perilaku kaum Sodom di masa nabi Luth ‘Alaihis Salam.

Namun ironinya, perilaku LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender) ada saja yang membela dan mendukung juga menganggap hal biasa karena rasa cinta merupakan hak pribadi seseorang. Bahkan beberapa negara ada yang melegalkan hubungan mereka, nikahnya pun diakui resmi.

Al-Walid bin ‘Abdul Malik, Khalifah Al-Umawi pernah berkata, “Seandainya Allah tidak mengisahkan kisah Luth (dan kaumnya, pen.), tentu aku sendiri tidak bisa berpikir bagaimana laki-laki bisa main di atas laki-laki (maksudnya: bagaimana mungkin laki-laki bisa berhubungan seks dengan sesamanya).” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4 : 59).

Artinya, hubungan cinta seperti itu terbilang aneh, karenanya perbuatan kaum Sodom disebut melampaui batas, karena mereka tidak menyukai wanita. Padahal wanita sudah diciptakan sebagai pasangan bagi pria. Itulah bentuk melampaui batas dan kejahilan mereka karena mereka telah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4 : 59). Hal ini sama seperti yang terjadi pada komunitas LGBT yang saat ini ada.

Adapun perbuatan sodomi (liwath) semacam itu termasuk dosa besar yang terkena laknat Allah Subhanahu Wa Ta`ala, sebagaimana petikan hadits berikut, dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “… Terlaknatlah orang yang menyetubuhi hewan (zoophilia). Terlaknatlah orang yang berkelakuan seperti kaum Luth.”  (HR. Ahmad, 1 : 317).

Misi nabi Luth ‘Alaihis Salam yang diutus pada kaum Sadum (Sodom) dan beberapa negeri yang ada di sekitarnya adalah mendakwahi kaumnya untuk mentauhidkan Allah Subhanahu Wa Ta`ala, juga mengajarkan kebaikan dan melarang dari kemungkaran, termasuk perbuatan faahisyah yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun di dunia ini sebelumnya, yaitu perilaku kaumnya yang aneh, tidak normal dan melampaui batas berupa ketertarikan pada hubungan seksual dengan sesama jenis. Allah Subhanahu Wa Ta`ala mengisahkannya di dalam Al-Qur’an surah Al A’raf (ke-7) ayat 80-81.

Namun kaumnya tetap membangkang dan mendustakan nabi Luth ‘Alaihis Salam, bahkan meminta nabi Luth ‘Alaihis Salam menyerahkan tamunya (para malaikat dalam wujud lelaki) kepada mereka.

Akhir dari nasib kaum Sodom yang dilaknat ini diketahui dari Al-Qur’an surah Huud (ke-11) ayat 81-83, An-Najm (ke-53) ayat 53, Al-Qamar (ke-54) ayat 33-39, dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 465. Allah Subhanahu Wa Ta`ala menurunkan siksaannya yang pedih yang menimpa kaum Sodom, yaitu dibutakan mata mereka, dan pada waktu subuh esok harinya ditimpa azab yang kekal,.

Bukan itu saja siksaannya, turunlah malaikat Jibril ‘Alaihis Salam, lalu dicabutlah bumi tempat Negeri kaum Sodom yang tujuh lapis lantas dibawa hingga ke langit, sehingga penduduk langit dunia dapat mendengar gonggongan anjing dan suara ayam berkokok milik mereka.

Siksaan selanjutnya, Negeri kaum Sodom dibalikkan, yang atas dijadikan ke bawah dan dihempaskan kembali ke bumi oleh malaikat Jibril ‘Alaihis Salam. Lantas dihembuskan kepada mereka angin badai yang membawa batu-batu dari tanah yang panas terbakar dengan bertubi-tubi yang menimpa kaum Sodom yang kini telah berada di bagian bawah bumi. Batu yang dijatuhkan tersebut adalah dari sisi Allah Subhanahu wa ta`ala sebagai tanda khusus.

Sisa dari azab di tempat Negeri kaum Sodom ini masih dapat disaksikan, struktur tanah dan bebatuan yang berada di permukaannya berbeda karena berasal dari lapisan bumi ketujuh.

Juga perlu diperhatikan, bahwa siksaan tersebut bisa jadi menimpa orang beriman dan orang yang rusak sekaligus, sebagaimana pernyataan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu saat menafsirkan Al-Qur’an surah Al-Anfal (ke-8) ayat 25 dalam Tafsir Ibnu Katsir, “Allah memerintahkan orang beriman untuk tidak mendiamkan kemungkaran begitu saja di tengah-tengah mereka karena azab tersebut bisa menimpa yang lainnya pula.”

Mari kita renungkan kedua ayat Al-Qur’an dengan kandungan yang sama ini mengapit ayat-ayat tentang azab kepada kaum sodom,

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar [54] : 32 dan 40).

Semoga kita mampu memperoleh pelajarannya untuk menyikapinya dengan benar. (kontirbutor: Dicky Dewata)