• News

Imunisasi Rutin Menekan Kasus Hepatitis B

Akhyar Zein | Kamis, 28/07/2022 14:50 WIB
Imunisasi Rutin Menekan Kasus Hepatitis B Ilustrasi. Petugas kesehatan memberikan vaksin polio dan campak kepada anak balita saat imunisasi di Posyandu Harapan Ibu, Kampong Laksana, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Aceh, Rabu 4 November 2020. (foto: Antara)

JAKARTA - Program imunisasi rutin dan asupan immunoglobulin dapat menekan penularan virus Hepatitis B dari ibu ke anak sampai 95 persen, kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu.

Dalam Webinar Hari Hepatitis Sedunia yang diikuti dari YouTube Kemenkes di Jakarta, Kamis, Maxi mengatakan penyebaran virus Hepatitis B mempunyai karakter tersendiri, di mana penularan vertikal mulai dari ibu ke anak sangat tinggi.

"Jika bayi terinfeksi pada usia sangat dini, akan mengakibatkan komplikasi berupa sirosis dan kanker hati pada usia yang masih muda" katanya.

Upaya mencegah, pemutusan rantai penularan, dan deteksi dini tanpa mengurangi upaya kuratif telah diprioritaskan Kemenkes dan seluruh Dinas Kesehatan di daerah dengan program  pengendalian virus Hepatitis.

Maxi mengatakan program pengendalian yang dilakukan adalah meningkatkan promosi kesehatan, upaya pencegahan dengan imunisasi. "Karena ini sangat murah secara biaya, bagi semua bayi yang lahir di Indonesia," katanya.

Sejak 2017, kata dia, program imunisasi hepatitis B pada bayi baru lahir dilakukan pada saat masih berusia di bawah 24 jam dan dilanjutkan dengan imunisasi rutin Hepatitis B1 dan Hepatitis B2 pada usia 3 bulan dan HB3 pada usia 4 bulan.

Kegiatan deteksi dini Hepatitis B pada ibu hamil juga dilakukan dengan memberikan Hepatitis B immunoglobulin untuk bayi yang lahir dari ibu reaktif Hepatitis B.

"Model pengendali ini diharapkan bisa memutuskan penularan virus Hepatitis B dari ibu ke anak sampai dengan 95 persen," katanya.

Ia menambahkan pemerintah juga menyediakan obat antivirus Direct Acting Antiviral (DAA) secara oral yang dapat menyembuhkan lebih dari 95 persen pasien pengidap Hepatitis C.

"Pengobatan Hepatitis C dengan DAA saat ini bisa diakses di 51 rumah sakit yang tersebar di 25 provinsi," katanya.

Ia mengatakan virus Hepatitis merupakan beban penyakit yang besar di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi virus Hepatitis B berada pada di 7,1 persen dari total populasi Indonesia atau setara 18 juta terinfeksi, sedangkan kasus Hepatits C berjumlah 1 persen atau sekitar 2,5 juta pasien.

Pihaknya optimistis sebelum tahun 2024 seluruh provinsi minimal memiliki satu unit rumah sakit pelayanan Hepatitis C dengan pengobatan DAA.

Selain itu, Kemenkes juga memfasilitasi 2.000 ribu unit lebih mesin tes TCM untuk deteksi dini Hepatitis di fasilitas pelayanan kesehatan.

Sementara itu, Hari Hepatitis Sedunia ke-13/2022 yang jatuh hari ini mengangkat tema Mendekatkan Akses Pengobatan Hepatitis, Karena Hepatitis Tidak Dapat Menunggu, demikian Maxi Rein Rondonuwu .

FOLLOW US