• Kabar Pertanian

Kementerian Pertanian Sebut Hasil Vaksinasi PMK Terbukti Efektif

Agus Mughni Muttaqin | Senin, 18/07/2022 09:45 WIB
Kementerian Pertanian Sebut Hasil Vaksinasi PMK Terbukti Efektif Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memimpin vaksinasi perdana dan apel siaga penyakit mulut dan kuku (PMK) di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (18/6).

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan hasil vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah efektif meningkatkan kekebalan tubuh ternak. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrullah pada acara Apel Pagi di Kementan, Senin (18/7).

Menurut Nasrullah, dari hasil monitoring yang dilakukan Unit Pelaksana Teknis Kementan, yaitu Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, dilaporkan bahwa berdasarkan hasil uji titer antibodi PMK dengan uji ELISA Tipe NSP/Non Struktur Protein, sapi-sapi yang terdeteksi seropositive tidak menunjukkan gejala klinis PMK.

"Hal ini artinya vaksinasi mampu merangsang respon kekebalan tubuh ternak yang baik dan spesifik terhadap virus PMK serotipe O, serta mampu mengurangi derajat keparahan penyakit PMK, dan melindungi dari infeksi," ujar Nasrullah.

Ia menjelaskan, BBVet Wates pada tanggal 6-7 Juli 2022 telah melaksanakan evaluasi untuk mengetahui efektifitas vaksinasi dengan mengambil sample di Peternakan Sapi di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta.

Berdasarkan Screening antibody ELISA Tipe SP (Struktur Protein), lanjutnya, sapi-sapi yang divaksinasi pada 18 hari post vaksinasi menunjukkan vaksin PMK mampu merangsang respon kekebalan tubuh sebanyak 83,9 persen dan pada 12 hari post vaksinasi menunjukkan vaksin PMK mampu merangsang respon kekebalan tubuh sebanyak 63,3 persen.

"Data ini masih preliminary dan monitoring pasca vaksinasi akan terus dilaksanakan untuk melihat keberhasilan vaksinasi," ungkap Nasrullah.

Nasullah juga menyampaikan, Kementan telah mendistribusikan vaksin yang dilakukan secara bertahap dengan target populasi yang pertama adalah ternak aset dan ternak dengan nilai ekonomi tinggi seperti sapi/kerbau perah dan sapi bibit, serta sapi yang berpotensi tinggi untuk dilalulintaskan di provinsi terdampak.

Nasrullah menyebutkan, total ketersediaan vaksin saat ini sebanyak 3 juta dosis. Proses distribusinya ke provinsi dilakukan secara bertahap dan per tanggal 17 Juli 2022 telah terdistribusi sebanyak 1.443.500 dosis.

Ia mengatakan, berdasarkan data laporan manual dari 22 provinsi terdampak PMK bahwa ternak yang telah divaksinasi sejak tanggal 25 Juni 2022 sampai tanggal 17 Juli 2022 sebanyak 636.205 ekor atau 79,8 PERSEN dari 798.400 dosis vaksin yang terdistribusi pada tahap 1.

"Saat ini vaksin masih terus didistribusikan dan kegiatan vaksinasi masih terus berjalan," ungkap Nasrullah menambahkan.

Diamping itu, Nasrullah ungkapkan, [emerintah saat ini telah mengalokasikan tambahan vaksin sebanyak 28.841.638 dosis dan pengantian ternak/santunan sebanyak 15.000 ekor.

"Kita juga mengalokasikan tambahan untuk penyediaan obat-obatan dan vitamin sebanyak 2,5 juta dosis, serta penandaan untuk pendataan ternak sebanyak 14.825.819 unit," imbuhnya.

Sebagai informasi, pelaksanaan tambahan vaksinasi dan komponen pendukung PMK lainnya dialokasikan melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 senilai Rp 3,08 triliun yang akan efektif dilaksanakan dalam 4 bulan kedepan dengan harapan penangganan PMK dapat optimal dikendalikan.

Nasrullah menambahkan, saat ini pemerintah menargetkan agar wilayah merah untuk kasus terendah secepatnya menjadi hijau (zero kasus) dengan dilakukan pemotongan bersyarat.

"Kepulauan Riau dan Kalimantan Selatan dilaporkan saat ini sudah zero kasus, sedangkan yang lain masih dalam proses," kata Nasrullah.

Selanjutnya, Nasrullah mengatakan, ternak yang dipotong bersyarat akan mendapatkan bantuan. "Ternak yang dipotong bersyarat diberikan Bantuan Pemerintah dengan mengacu pada Keputusan Menteri Pertanian No 518/KPTS/PK.300/M/7/2022 tanggal 7 Juli 2022," imbuhnya.

Lebih lanjut Nasrullah tekankan, pemerintah bersama Pemerintah Daerah dan kerjasama dengan Stakeholer terkait lainnya saat ini tengah fokus dan terus bekerja keras untuk mengendalikan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

"Gugus Tugas di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota dengan jumlah posko 177 unit siap siaga 24 jam bekerja untuk mengatasi PMK ini. Kita juga bekerja sama dengan BNPB, TNI, dan Polri," kata Nasrullah.

"Kalau kita lihat dari data siagapmk.id saat ini, ternak sakit yang dilaporkan sebanyak 1.149 ekor atau menurun sebesar 91,19% dari puncak kasus, kita harapkan PMK ini secapatnya bisa kita atasi bersama dengan kerjasama semua pihak," pungkasnya.

FOLLOW US