• News

Rekor Baru COVID Selandia Baru, 151 Meninggal dalam Tujuh Hari

Yati Maulana | Jum'at, 22/07/2022 23:30 WIB
Rekor Baru COVID Selandia Baru, 151 Meninggal dalam Tujuh Hari Covid Selandia Baru mencapai rekor kematian saat gelombang baru strain Omicron melanda yang mengancam populasi yang lebih tua. Foto: AFP

JAKARTA - Warga Selandia Baru sekarat akibat COVID-19 pada tingkat rekor saat negara itu memerangi gelombang baru strain omicron yang secara khusus memengaruhi populasi yang lebih tua.

Kematian akibat virus mencapai 151 dalam tujuh hari hingga 16 Juli, dibandingkan dengan 115 pada minggu terburuk dari gelombang sebelumnya, pada bulan Maret, menurut data Kementerian Kesehatan. Dalam 24 jam terakhir, 26 orang meninggal karena COVID, semuanya berusia di atas 60 tahun, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

Sub-varian omicron BA.5 mendorong gelombang arus di Selandia Baru, yang berpenduduk 5,1 juta orang. Ada 64.780 kasus aktif dalam tujuh hari terakhir, meskipun pihak berwenang mengatakan banyak infeksi yang tidak dilaporkan.

Pernah dianggap sebagai model untuk mencegah infeksi COVID, respons cepat Selandia Baru terhadap pandemi dan isolasi geografisnya membuatnya sebagian besar bebas dari virus hingga akhir tahun lalu.

Pemerintah mencabut kebijakan nol-COVID tahun ini setelah sebagian besar populasi divaksinasi. Sejak itu virus dibiarkan menyebar.

Unit gawat darurat, praktik umum, dan pusat medis berada di bawah tekanan. Namun, data Kementerian Kesehatan menunjukkan tingkat rawat inap tetap di bawah yang terlihat selama puncak Maret.

Pemerintah menolak tekanan dari beberapa dokter untuk memberlakukan kembali pembatasan pada pertemuan publik atau mengamanatkan pemakaian masker di sekolah.

Namun, kepala Kementerian Pendidikan Iona Holsted mengatakan pada hari Kamis bahwa kementerian telah menyarankan sekolah untuk menegakkan pemakaian masker sebanyak mungkin ketika anak-anak kembali dari liburan minggu depan.

"Kami memahami bahwa menerapkan kebijakan masker dapat menjadi tantangan, tetapi meminta Anda mengambil tindakan untuk memperkuat kebijakan penggunaan masker Anda sesegera mungkin," katanya.

FOLLOW US