• Ototekno

Spyware Ponsel Pegasus Digunakan Meretas 30 Aktivis Thailand

Yati Maulana | Selasa, 19/07/2022 14:01 WIB
Spyware Ponsel Pegasus Digunakan Meretas 30 Aktivis Thailand Ilustrasi: Kata Pegasus dan kode biner ditampilkan pada smartphone yang ditempatkan pada keyboard. Foto: Reuters

JAKARTA - Setidaknya 30 aktivis politik di Thailand telah diretas menggunakan spyware pengintai Israel Pegasus, menurut penyelidikan bersama oleh kelompok pemantau hak asasi manusia dan dunia maya, yang menduga serangan itu diluncurkan secara lokal.

Penyelidikan oleh kelompok hak asasi manusia Thailand iLaw, pengawas internet Asia Tenggara Digital Reach dan Citizen Lab yang berbasis di Toronto, mengikuti peringatan massal dari Apple Inc (AAPL.O) pada November yang memberi tahu ribuan pengguna iPhone, termasuk di Thailand, bahwa mereka menjadi sasaran dari "penyerang yang disponsori negara".

Pegasus telah digunakan oleh pemerintah untuk memata-matai jurnalis, aktivis, dan pembangkang. Perusahaan Israel di belakangnya, NSO Group, telah digugat oleh Apple dan dimasukkan dalam daftar hitam perdagangan AS.

iLaw dalam laporannya pada hari Senin mengatakan 24 aktivis politik, tiga akademisi dan tiga anggota kelompok masyarakat sipil menjadi sasaran antara Oktober 2020 dan November 2021, masing-masing mulai dari satu hingga 14 insiden peretasan.

Yingcheep Atchanont, manajer program di iLaw, termasuk di antara mereka yang diretas dan mengatakan kelompoknya akan menyelidiki lebih lanjut, dan menempuh tindakan hukum setelah jelas siapa di Thailand yang mengoperasikan Pegasus.

"NSO telah mengatakan bahwa mereka hanya menjual perangkat lunak kepada pemerintah dan bahwa semua korban di sini adalah kritikus pemerintah Thailand, jadi merekalah yang paling diuntungkan," katanya.

NSO Group dan juru bicara pemerintah Thailand tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Wetang Phuangsup, juru bicara kementerian Ekonomi dan Masyarakat Digital Thailand, mengatakan kementeriannya tidak mengetahui adanya penggunaan spyware oleh pemerintah.

Laporan Citizen Lab, yang terpisah dari iLaw, memeriksa jejak digital yang tertinggal di ponsel korban dan mengidentifikasi penggunaan Pegasus di Thailand sejak Mei 2014.

John Scott-Railton, seorang peneliti Citizen Lab, mengatakan penyelidikan menunjukkan Pegasus sedang dioperasikan di Thailand, dengan kemungkinan lebih banyak korban peretasan.

"Apa yang kami temukan adalah banyak penargetan lusinan orang selama jangka waktu tertentu, tetapi setelah melakukan penyelidikan ke Pegasus, selama satu dekade, saya yakin itu adalah puncak gunung es," katanya dalam sebuah presentasi online pada hari Senin.

FOLLOW US