• Gaya Hidup

HUT Ke-20, Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan Rilis Sampul Baru

Tri Umardini | Sabtu, 18/06/2022 19:30 WIB
HUT Ke-20, Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan Rilis Sampul Baru Novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. (FOTO: GRAMEDIA)

JAKARTA - Novel karya Eka Kurniawan yang berjudul Cantik Itu Luka merayakan hari jadinya yang ke-20 tahun sejak tanggal rilisnya dengan mengeluarkan sampul terbaru.

Warna sampulnya diganti menjadi perpaduan warna hijau dan biru yang cantik serta menggunakan hard cover.

Uniknya lagi, edisi kali ini akan dilengkapi dengan ujung halaman yang berwarna hijau (sprayed edges).

Dikutip dari Gramedia.com, Eka Kurniawan menulis novel bergenre fiksi sejarah ini dengan menyelipkan realisme dan surealisme di dalamnya.

Ia mengambil unsur kepercayaan lokal, silogisme filsafat, hingga realitas sejarah di dalam novel ini. Kita akan diajak melihat sejarah kolonialisme di Indonesia bersama Dewi Ayu, seseorang yang sangat cantik dan terkenal dari Halimunda.

Ia memiliki tiga anak perempuan yang cantik dan satu anak perempuan yang buruk rupa.

Kecantikan Dewi Ayu selama ini telah mengutuk dirinya bersama anak dan cucunya, beserta pekerjaan yang mau tak mau harus ia lakukan itu.

Perjalanan Novel Cantik Itu Luka

Novel legendaris ini ternyata sempat ditolak oleh empat penerbit. Bahkan, tulisan Eka Kurniawan dianggap kurang memiliki nilai sastra dan tak dapat disandingkan dengan novel-novel karya sastrawan populer, yang bahkan Eka Kurniawan sendiri belum pernah membaca tulisan mereka.

Tak banyak karya sastra Indonesia yang ia baca. Selama ini, ia hanya mengikuti sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Lainnya, ia hanya membaca karya Fredy S., Asmaraman Kho Ping Hoo, Abdullah Harahap, dan Enny Arrow.

Pria kelahiran tahun 1975 ini juga banyak mengambil inspirasi dari penulis dunia.

Salah satunya karakter Sodancho yang terinspirasi dari pahlawan nasional sekaligus pasukan Pembela Tanah Air (PETA).

Penulisan karakter Sodancho ini terinspirasi dari gaya penulis dunia Gabriel Garcia Marquez, dalam menulis karakter Jenderal Simon Bolivar dalam bukunya yang berjudul The General in His Labyrinth.


Penghargaan Novel Cantik Itu Luka

Novel yang diterbitkan pertama kali di tahun 2002 ini merupakan novel pertama dari sang penulis, Eka Kurniawan.

Novel ini masuk dalam daftar panjang Khatulistiwa Literary Award pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2006, novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.

Hingga kini, novel Cantik Itu Luka telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa dengan judul dalam bahasa Inggrisnya, Beauty Is a Wound.

Sudah banyak penghargaan yang didapatkan oleh novel ini bahkan sampai ke internasional.

Penghargaan-penghargaan yang berhasil didapatkan novel ini antara lain adalah World Readers Awards di tahun 2016 dan Prince Claus Awards di tahun 2018. Ditambah lagi, novel ini juga masuk ke dalam daftar 100 buku terkemuka versi The New York Time di tahun 2015.

Cantik Itu Luka berkisah tentang seorang wanita bernama Dewi Ayu, perempuan keturunan Belanda yang terkenal akan kecantikannya di zaman kolonial.

Jika kamu berpikir kecantikannya akan membawa keberuntungan, maka kamu salah.

Kecantikan Dewi Ayu justru membawa kutukan baginya. Ia harus menjual diri untuk tentara Belanda dan Jepang. Karena wajahnya yang luar biasa cantik, ia menjadi PSK terkenal di Halimunda.

Di masa kecilnya, Dewi Ayu diasuh oleh kakek dan neneknya. Ia tak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya karena mereka diusir akibat melakukan kawin sedarah.

Di usia remajanya, Dewi Ayu menjadi gadis tahanan yang dipindahkan ke sebuah rumah pelacuran milik Mama Kalong. Di sana, Dewi Ayu dipaksa untuk melayani para tentara Jepang.

Dewi Ayu menjadi pemuas berkelas dan sangat terkenal di Halimunda. Bahkan, hampir semua lelaki di sana sudah pernah bercinta dengannya.

Dewi Ayu kemudian memiliki tiga orang anak perempuan, Alamanda, Adinda, dan Maya Dewi. Ketiganya sama cantiknya dengan Dewi Ayu.

“Apakah aku perlu memberi rekomendasi ke rumah sakit jiwa?

“Tak perlu, ia sebenarnya waras bukan main, yang gila adalah dunia yang dihadapinya.”

Kisah hidup anak mereka juga menyedihkan. Alamanda mencintai anak seorang komunis bernama Kliwon. Mereka berdua saling mencintai, tetapi Kliwon harus melanjutkan pendidikannya di Jakarta. Hubungan mereka tetap berjalan dengan baik karena rutin berkirim surat.

Namun, suatu hari Alamanda terpaksa menikahi seorang jenderal di pangkalan militer Halimunda yang bernama Shodanco. Alamanda menikahi Shodanco tanpa ada rasa cinta dan selalu berusaha kabur.

Kliwon kembali ke Halimunda dan menemukan Alamanda telah menikah dan hamil. Ia sakit hati dan kecewa hingga jiwanya terguncang dan ia hidup bergelandang di jalanan.

Namun, ia bangkit dari keterpurukan itu dan memimpin Serikat Nelayan dan menjadi pimpinan sebuah partai Komunis.

Kliwon pun kemudian menikahi Adinda, adik Alamanda, yang kerap menemaninya selama memajukan partai Komunis tersebut.

Di sisi lain, Maya Dewi akhirnya menikah dengan seorang preman bernama Maman Gendeng.

Di tengah anak-anaknya memberikan cucu yang tak kalah berparas menawan, Dewi Ayu juga melahirkan anak keempatnya. Namun, kali ini ia berdoa agar anaknya buruk rupa. Tuhan pun mengabulkan doanya, anaknya yang buruk rupa itu ia namai Si Cantik.

Kutukan Dewi Ayu masih berlanjut ke anak dan cucunya bahkan hingga ia meninggal.

Dewi Ayu bahkan hampir tak pernah merasakan bahagia selama hidupnya. Ditambah lagi, dengan lika-liku hubungan anak, menantu, dan cucunya yang problematis, membuatnya bangkit dari kematian.

Novel Cantik Itu Luka mendapat antusiasme yang cukup baik dari para pecinta buku.

Komunitas buku di media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Goodreads, memberikan respon yang positif terhadap novel ini.

Penulisan setiap tokohnya cukup detail dan pas pada porsinya. Penggambaran suasananya juga mampu membuat para pembaca seolah ikut masuk dalam kisah Dewi Ayu. (*)

 

FOLLOW US