JAKARTA - Klub basket Phoenix Mercury bertemu dengan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada hari Senin waktu setempat, di tengah tujuh kali penahanan WNBA All-Star Brittney Griner yang sedang berlangsung di Rusia, kata pejabat AS.

Griner ditahan di bandara Moskow pada 17 Februari ketika penggeledahan barang bawaannya diduga mengungkapkan beberapa kartrid vape minyak ganja. Dia bisa menghadapi hukuman hingga 10 tahun penjara.

Bulan lalu Departemen Luar Negeri menetapkan bahwa pria berusia 31 tahun itu ditahan secara tidak sah.

"Pada 13 Juni, perwakilan dari Departemen, termasuk Kantor Utusan Khusus Presiden untuk Urusan Penyanderaan (SPEHA) bertemu dengan Phoenix Mercury," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada Reuters, menolak berkomentar lebih lanjut.

Pihak Phoenix Mercury tidak segera menanggapi permintaan komentar.

"Mendengar langsung dari orang-orang yang bekerja untuk membebaskan BG sangat membantu!!" Rekan setim Griner di Mercury, Brianna Turner menulis di Twitter. "Departemen Luar Negeri menyatakan dukungan mereka kepada kami sebagai sebuah tim & meminta kami untuk melanjutkan upaya kami dalam mendukungnya secara terbuka."

Sebagai salah satu bintang paling terang di papan atas liga bola basket profesional wanita Amerika, penahanan Griner telah memicu protes di Asosiasi Bola Basket Nasional Wanita dan NBA.

Bulan lalu, Komisaris NBA Adam Silver mengatakan membawa pulang Griner adalah "prioritas nomor satu" untuk kedua liga.