• Kabar Pertanian

Kementan Maksimalkan Kostratani Genjot Kedaulatan Pangan Nasional

Agus Mughni Muttaqin | Sabtu, 04/06/2022 15:07 WIB
Kementan Maksimalkan Kostratani Genjot Kedaulatan Pangan Nasional Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) dengan tema Kostratani sebagai konsultasi agribisnis, Jumat (3/6).

JAKARTA -  Kementerian Pertanian (Kementan) terus memaksimalkan peran dan fungsi Kostratani. Hal tersebut, guna memenuhi kebutuhan dan ketersediaan pangan nasional, serta meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor produk pertanian yang digalakan dalam pembangunan pertanian yang dilakukan Kementan. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, titik awal Kostratani akan dimulai di tingkat kecamatan dengan menjadikan pusat kegiatan pembangunan pertanian. Menurutnya, hal ini karena awal pembangunan pertanian ada di level kecamatan. 

"Di sanalah nantinya akan dioptimalkan tugas, fungsi, dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang berbasis teknologi informasi. Langkah ini dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional," ujar Mentan Syahrul.

Mentan Syahrul mengatakan, salah satu fungsi BPP sebagai pusat konsultasi agribisnis dengan menyediakan pelayanan jasa konsultasi agribisnis dan manajemen usaha tani untuk melayani kebutuhan pengetahuan dan wawasan dalam pengembangan usaha agribisnis pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan, pangan merupakan hidup dan matinya suatu bangsa, yang berarti pertanian juga hidup dan matinya suatu bangsa. 

"Mari kita bangun pertanian dimulai dari level BPP, Kostratani tingkat kecamatan dengan memberdayakan fungsi dan tugas kostratani," kata Dedi dalam acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) dengan tema Kostratani sebagai konsultasi agribisnis, Jumat (3/6).

Ia menambahkan, membangun agribisnis pertanian dapat dimulai dari pasar yang jelas. "Pasar identik dengan konsumen, konsumen adalah raja, berarti kita harus mengikuti selera konsumen," ujar Dedi.

Narasumber MSPP, Netti Tinaprilla, Dosen Universitas IPB, menjelaskan jika produsen harus memahami kebutuhan konsumen sebagai landasan strategi agribisnis.

"Pahami selera konsumen dan perilaku membeli konsumen, karena customer is the King, barulah melakukan produksi dan penjualan yang sesuai dengan demand," ujar Netti.

Selanjutnya, Netti megatakan lakukanlah strategi yang dapat memenuhi demand untuk memperoleh keuntungan maksimum.

Sementara Duta Petani Andalan yang menjadi narasumber MSPP, Atilla Majidi, berbagi ilmu dan pengalamannya dalam menjalankan usaha bisnis kopi Pak Datuak.

Atilla menjelaskan, syarat sebuah kopi bisa dikategorikan sebagai grade kopi specialty yaitu petik merah. Kopi yang dipetik ketika dipanen wajib yang sudah berwarna merah saja, yang kemudian diproses menjadi green bean.

“Oleh sebab itu, harga biji kopi specialty biasanya cenderung lebih mahal dibandingkan dengan biji kopi kualitas lain,” ujar Atilla

Kopi Pak Datuak merupakan usaha hulu hilir kopi dengan  memproduksi Arabica Specialty dan Fine Robusta. Berasal dari biji terbaik  petik merah dan diproses secara halal dan higienis. Kopi berasal dari kebun sendiri 3 ha dan kebun 42 petani mitra.

Atilla mengatakan BPP memiliki peran dalam bisnis yang dijalaninya diantaranya, pusat konsultasi agribisnis, penyuluh yang handal dan paham industri kopi, dukungan fasilitasi pemerintah dalam pemberian bantuan bibit dan peralatan bagi petani dan pelaku usaha kopi, pendampingan pemanfaatan media dan membangun jejaring mitra

FOLLOW US