• Bisnis

IHSG Kembali Tembus Level 7.000, Berikut Top 10 Reksadana Paling Menguntungkan

Tri Umardini | Senin, 30/05/2022 11:30 WIB
IHSG Kembali Tembus Level 7.000, Berikut Top 10 Reksadana Paling Menguntungkan IHSG Kembali Tembus Level 7.000, Berikut Top 10 Reksadana Paling Menguntungkan. (FOTO: ANTARA)


JAKARTA - Pasar saham Indonesia kembali melanjutkan tren penguatan pada pekan ketiga Mei 2022, sekaligus kembali bergerak menembus level psikologis 7.000.

Aktivitas perdagangan bursa saham Tanah Air pada pekan lalu hanya berlangsung selama empat hari, dikarenakan pada Kamis (26/5/2022) bertepatan dengan libur nasional kenaikan Isa Almasih.

Alhasil dalam periode perdagangan mulai dari 23 hingga 27 Mei 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejatinya hanya mampu menguat dalam dua hari perdagangan dengan akumulasi kenaikan mencapai 1,56 persen ke level 7.026,26.

Di sisi lain, sepanjang pekan lalu investor asing tampak kembali membanjiri bursa saham Tanah Air dengan catatan aksi beli bersih (net buy) mencapai Rp1,91 triliun di pasar reguler.

Dikutip dari bareksa.com, kenaikan IHSG pada pekan lalu melanjutkan penguatan 4,85 persen pada pekan sebelumnya, tepatnya pada periode 17 - 20 Mei 2022.

Namun kenaikan IHSG dalam dua pekan terakhir ini belum mampu mengimbangi atau menutupi penurunan pekan pertama setelah Lebaran yang anjlok hingga 8,69 persen pada periode 9 - 13 Mei 2022.

Pekan lalu sentimen pasar saham diwarnai dengan langkah Bank Indonesia yang memutuskan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen pada pertemuan bulan ini.

Bank sentral belum mengerek suku bunga sekalipun inflasi domestik mulai menunjukkan kenaikan di samping mengalami tekanan kenaikan bunga di Amerika Serikat.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan tingkat suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) dipertahankan di 3,5 persen, suku bunga Deposit Facility 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility 4,25 persen.

"Keputusan ini sejalan dengan perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar dan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tingginya tekanan eksternal terkait ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, serta percepataan moneter di negara maju dan berkembang," kata Perry dalam konferensi pers daring, Selasa (24/5/2022).

Seluruh Jenis Reksadana Kompak Menguat

Kondisi pasar saham yang mengalami kenaikan pada pada pekan lalu, secara umum mampu membuat kinerja seluruh jenis reksadana ikut terapresiasi, di mana yang berbasis saham mencatatkan kinerja terbaik.

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menjadi yang paling tinggi pada pekan lalu dengan kenaikan 1,02 persen, disusul oleh indeks reksadana pendapatan tetap dengan penguatan 0,89 persen.

Sementara itu di posisi ketiga ditempati oleh indeks reksadana campuran dengan pertumbuhan 0,74 persen, dan di posisi terakhir diraih indeks reksadana pasar uang yang bertambah 0,02 persen.

Kemudian di sisi lain, top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) atau cuan mingguan tertinggi pada pekan lalu ternyata memang didominasi oleh jenis reksadana yang high-risk, di mana reksadana saham mendominasi dengan 8 produk, disusul oleh reksadana campuran serta reksadana indeks & ETF masing masing 1 produk.

Reksadana tersebut di antaranya Manulife Greater Indonesia Fund, Pratama Syariah, Manulife Saham Andalan, Prospera BUMN Growth Fund, Cipta Syariah Equity, Schroder Dana Prestasi Plus dan lainnya.

Selengkapnya sebagaimana tertera dalam tabel.

1. Manulife Greater Indonesia Fund
2. Pratama Syariah
3. Manulife Saham Andalan
4. Prospera BUMN Growth Fund
5. Cipta Syariah Equity
6. Schroder Dana Prestasi Plus
7. Mega Asset Greater Infrastructure
8. Schroder 90 Plus Equity Fund
9. Manulife Dana Tumbuh Berimbang
10. Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri Kehati

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. (*)

FOLLOW US