• Kabar Pertanian

Mentan Syahrul Harap PMK pada Level Ringan dan Beresiko Rendah

Agus Mughni Muttaqin | Selasa, 10/05/2022 19:25 WIB
Mentan Syahrul Harap PMK pada Level Ringan dan Beresiko Rendah Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo didampingi Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) berkunjung ke Kabupaten Gresik, Selasa (10/5).

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo berharap Foot and Mouth Disease atau Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berada pada level yang ringan dengan tingkat resiko rendah agar dapat ditangani secara cepat.

PMK sendiri adalah penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100 persen dan kerugian ekonomi sangat tinggi.

"Hari ini kita harus berhadapan dengan PMK, tetapi mudah-mudahan PMK ini adalah PMK yang levelnya ringan, yang mutasi atau tingkat penyebarannya tidak terlalu tinggi dan tingkat kematiannya pada hewan rendah," harap Syahrul saat berkunjung ke Kabupaten Gresik, Selasa (10/5).

Meski penyakit ini terkonfirmasi dapat menyebar cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi, tetapi PMK dipastikan tidak beresiko terhadap kesehatan manusia. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beberapa waktu lalu.

"Yang perlu kita pahami penyakit PMK ini memang berbahaya bagi hewan, tetapi tidak menular atau tidak beresiko pada kesehatan manusia, untuk itu kita akan lakukan berbagai upaya untuk mengatasi PMK ini," kata Mentan Syahrul.

Ditambahkan, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Nasrullah, mengatakan hasil laboratorium menunjukan beberapa ternak yang terkonfirmasi positif PMK memiliki tingkat kematian yang rendah.

"Alhamdulillah sampai hari ini kematian sangat rendah hanya 1,1 persen dari jumlah ternak yang terinfeksi virus PMK ini," kata Nasrullah.

Nasrullah menambahkan berbagai langkah penanggulan PMK yang dilakukan pemerintah telah memberi hasil positif di lapangan, bahkan tingkat kesembuhan hewan ternak yang terinfeksi menunjukan kemajuan yang cukup signifikan.

"Hasil lapangan hari ini kami melihat ada kemajuan yang berarti, dengan pemberian obat sejak kasus pertama di 28 April hingga hari ini sudah banyak hewan ternak yang menuju ke sehat. Ini belum menggunakan vaksin, baru obat-obat yang kita berikan sesuai rekomendasi kesehatan hewan, dan kami melihat sendiri di satu kandang disini sudah ada beberapa hewan yang sudah mulai makan, berdiri dan menuju ke sehat," jelasnya.

Melalui pendataan dan pemantauan di lapangan, Nasrullah menyebut bahwa jumlah hewan ternak yang terkonfirmasi sakit PMK sebanyak 200 ekor, mati empat ekor dan sembuh 12 ekor.

Meski perlu diperkuat dengan hasil laboratorium lanjutan, Nasrullah menyebut angka ini menunjukan tingkat keganasan virus PMK berada pada level yang rendah.

"Jadi ini bisa menjadi harapan kita mudah mudahan hari ini kita mendapatkan serotype dari virus PMK ini, mudah mudahan bukan tipe yang ganas, tapi dengan gejala klinis dan lapangan hari ini kita melihat bahwa PMK ini bisa sembuh dan ini terbukti di lapangan” tegasnya.

Terkait pengaturan serta pengawasan lalu lintas hewan ternak dan penetapan gugus tugas penanganan PMK secara nasional, Nasrullah menyebut bahwa Kementan telah menetapkan sejumlah kebijakan melalui surat penetapan maupun surat edaran Menteri Pertanian.

Pengawasan dan pengaturan lalu lintas hewan ternak juga dilakukan di masing-masing daerah baik ditingkat provinsi maupun kabupaten. Diharapkan upaya ini dapat mencegah kepanikan masyarakat serta memperkecil kesempatan bagi pihak yang ingin berspekulasi.

"Untuk pemotongan tetap dilakukan di pemotongan hewan dan dilakukan secara ketat, sudah ada surat edaran Menteri Pertanian terkait penanganan pemotongan hewan yang berada di rumah potong hewan," tutupnya.

FOLLOW US