JAKARTA - Suami dari pemain Asosiasi Bola Basket Nasional Wanita (WNBA) yang ditahan, Brittney Griner, mendesak Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk membantu mengeluarkan peraih medali emas Olimpiade dua kali itu dari Rusia.

Griner ditahan di bandara Moskow pada 17 Februari ketika penggeledahan barang bawaannya diduga mengungkapkan beberapa kartrid vape minyak ganja dan dia menghadapi hukuman 10 tahun penjara.

Departemen Luar Negeri AS bulan ini menetapkan bahwa Griner ditahan secara tidak sah, dan telah menugaskan diplomat untuk bekerja demi pembebasannya.

Cherelle Griner yang emosional, berbicara secara terbuka tentang penahanan istrinya untuk pertama kalinya, meminta Biden untuk melakukan semua yang dia bisa untuk membawa pulang Brittney.

"Saya terus mendengar bahwa dia memiliki kekuatan. Dia adalah pion politik," kata Cherelle Griner dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di program "Good Morning America" ABC News, Rabu. "Jadi, jika mereka menahannya karena mereka ingin Anda melakukan sesuatu, maka saya ingin Anda melakukannya."

Penangkapan Griner di bandara Sheremetyevo Moskow terjadi ketika hubungan diplomatik antara Washington dan Moskow memburuk setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Layanan bea cukai Rusia mengatakan pada saat itu bahwa dugaan pelanggaran dapat membawa hukuman penjara lima sampai 10 tahun untuk Griner, yang selama bertahun-tahun telah bermain untuk tim profesional Rusia selama musim WNBA-off.

Kepada "Good Morning America" dia mengatakan bahwa istrinya mengirim sms kepadanya ketika dia pertama kali ditahan tetapi teleponnya diambil dan bahwa meskipun keduanya tidak berbicara selama hampir 100 hari, mereka telah berkomunikasi "secara sporadis" melalui surat.

WNBA, yang memulai musim 2022 tiga minggu lalu, menghormati Griner dengan stiker lantai bertuliskan inisial dan nomor punggungnya di sela-sela 12 timnya.

"Hal-hal seperti itu penting, seperti, dia memiliki harapan," kata Griner. "Ini membuatnya tahu bahwa dia tidak dilupakan. "Saat-saat kecil itu, saya tahu, memberinya semacam harapan."