• News

Presiden Baru Hungaria Mengutuk Agresi Putin saat Pidato Pelantikan

Yati Maulana | Sabtu, 14/05/2022 22:35 WIB
Presiden Baru Hungaria Mengutuk Agresi Putin saat Pidato Pelantikan Presiden baru Hongaria Katalin Novak tiba untuk menghadiri upacara pelantikannya di Kossuth Square di Budapest, Hongaria, 14 Mei 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Presiden Hongaria Katalin Novak pada upacara pelantikannya, Sabtu 14 Mei 2022 mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan mengatakan perjalanan pertamanya akan membawanya ke Polandia, sebagai isyarat nyata untuk memperbaiki hubungan dengan Warsawa.

Penolakan Hungaria atas pengiriman senjata ke negara tetangga Ukraina dan penentangannya terhadap rencana embargo Uni Eropa atas impor minyak Rusia telah membebani hubungan antara Budapest dan Warsawa, yang dua pemerintah nasionalisnya telah lama menjadi sekutu Uni Eropa.

Novak, mantan anggota parlemen partai Fidesz dan sekutu Perdana Menteri Viktor Orban, terpilih untuk jabatan presiden yang sebagian besar bersifat seremonial pada Maret, tak lama sebelum Orban meraih kemenangan telak lainnya dalam pemilihan pada 3 April.

Presiden wanita pertama Hongaria, Novak telah menjabat sebagai wakil ketua Fidesz dan menteri urusan keluarga di pemerintahan Orban sebelumnya.

"Pada hari Selasa, 17 Mei, saya melakukan perjalanan ke Warsawa untuk bertemu dengan Presiden rakyat Polandia. Tuan Presiden, Andrzej (Duda) yang terhormat, saya berterima kasih atas kesempatan untuk berbicara sebagai teman yang layak!," kata Novak dalam pidato pelantikannya.

"Kami mengutuk agresi Putin, invasi bersenjata negara berdaulat. Kami mengatakan tidak selamanya untuk setiap upaya yang bertujuan memulihkan Uni Soviet," tambahnya.

Dia mengatakan perang di Ukraina juga "diperjuangkan melawan kita orang Hongaria yang cinta damai", menambahkan bahwa Hongaria menuntut agar kejahatan perang diselidiki dan dihukum.

Orban juga mengutuk serangan Rusia terhadap Ukraina tetapi menghindari kritik pribadi terhadap Presiden Vladimir Putin dan sangat menentang sanksi apapun terhadap energi Rusia.

Ketergantungan pada minyak Rusia di Bulgaria, Republik Ceko, Hongaria dan Slovakia menimbulkan hambatan terbesar bagi kesepakatan embargo yang diusulkan Komisi Eropa, eksekutif Uni Eropa pada awal Mei sebagai tanggapan atas invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina.

FOLLOW US