• News

PPAP Dorong Deteksi Dini Kanker Payudara Lewat Sadari-Sadanis

Akhyar Zein | Rabu, 27/04/2022 22:15 WIB
PPAP Dorong Deteksi Dini Kanker Payudara Lewat Sadari-Sadanis Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin (foto: Rini Suryati)

JAKARTA - Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)  dan Pemeriksaan Payudara Klinis (Sadanis) bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya. Kementerian PPPA mendorong masyarakat lebih meningkatkan kesadaran terhadap risiko kanker payudara dan melakukan deteksi dini dengan metode Sadari dan Sadanis.

Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin melalui siaran pers di Jakarta, Rabu, mengatakan perlu dilakukan Sadari dan Sadanis yang bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya. 

"Deteksi dini penting mengingat kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang memiliki kontribusi tertinggi terhadap prevalensi kanker pada perempuan di Indonesia," ujarnya.

Lenny memaparkan, berdasarkan data Globocan WHO 2020, total penderita kanker nasional sebanyak 0,14 persen dari jumlah penduduk Indonesia dengan penderita kanker perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki dan prevalensi kasus paling banyak dalam lima tahun terakhir adalah kanker payudara yaitu sebanyak 201.143 kasus.

Pada 2020, jumlah kasus baru kanker payudara di Indonesia mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 22 ribu jiwa (Globocan WHO, 2020).

Menurut data persentase kasus kanker terhadap penduduk Indonesia (Balitbangkes, 2019), kanker payudara memiliki persentase 19,18 persen.

"Oleh sebab itu, kita harus terus melakukan pencegahan terutama bagi para perempuan yang lebih berpotensi terkena risiko kanker payudara. Walaupun faktanya, kanker payudara juga berisiko dialami oleh laki-laki, meskipun kasusnya langka. Diperkirakan sekitar 1 dari 100.000 pria di seluruh dunia didiagnosis kanker payudara," ujar dia.

Lenny mengatakan bahwa di Indonesia, terdapat tiga provinsi dengan prevalensi kanker payudara tertinggi yaitu D.I. Yogyakarta (2,4 persen atau 4.325 kasus), Kalimantan Timur (1,0 persen atau 1.879 kasus), dan Sumatera Barat (0,9 persen atau 2.285 kasus).

Tingginya prevalensi kanker payudara di tiga provinsi tersebut, salah satunya karena masih rendahnya kesadaran masyarakat akan deteksi dini dan pemeriksaan kanker payudara secara klinis.

Sebesar 70 persen dideteksi sudah di tahap lanjut saat melakukan pemeriksaan.

FOLLOW US