JAKARTA - Buah Kolang Kaling biasa ditemukan saat bulan puasa. Dijadikan campuran es buah atau dibikin manisan.
Rasanya segar, kenyal, lembut.
Selain menjadi kudapan yang enak dan segar, Kolang Kaling juga bisa dijadikan alternatif makanan sehat.
Kolang Kaling memiliki segudang manfaat untuk kesehatan tubuh.
Asal-usul Kolang Kaling
Kolang Kaling berasal dari biji tanaman aren yang memiliki latin Arenga pinnata. Buah ini banyak ditemukan di negara-negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Di Indonesia, Kolang Kaling juga sering disebut sebagai buah atap atau buah aren.
Buah satu ini berwarna putih transparan, berbentuk lonjong, dan bertekstur kenyal. Jika diolah menjadi minuman, Kolang Kaling memiliki rasa yang menyegarkan.
Sebelum menjadi makanan yang nikmat untuk disantap, kolang-kaling harus melalui serangkaian proses panjang sampai menjadi buah yang biasa kita lihat di pasar.
Untuk membuat Kolang Kaling, diperlukan buah aren yang masih setengah matang. Biasanya buah aren yang setengah matang memiliki kulit buah yang berwarna hijau segar.
Setelah itu, buah aren harus dibakar lebih dulu sampai daging buahnya terasa hangus. Hal ini dilakukan agar getah yang menempel di permukaan kulitnya hilang.
Getah harus dihilangkan sebab getah aren yang mengenai kulit dapat menyebabkan gatal-gatal.
Oleh karena alasan ini jugalah buah aren tidak bisa dikonsumsi secara langsung.
Setelah menjalani proses pembakaran, selanjutnya buah aren harus melalui proses perebusan yang biasanya memakan waktu sekitar 1-2 jam.
Setelah direbus, buah aren ditiriskan hingga dingin. Ketika telah dingin, barulah buah aren dikupas satu per satu untuk diambil bijinya.
Tak berhenti di situ, biji buah aren lalu digeprek atau dipipihkan agar bentuknya sedikit lebar.
Biji aren yang sudah memipih kemudian dicuci bersih dan langsung direndam dalam air kapur selama beberapa hari atau sampai warnanya berubah menjadi lebih bening.
Perendaman ini sendiri bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan membuat biji aren semakin kenyal. Nah, biji yang berwarna bening dan bertekstur kenyal inilah yang kita kenal dengan sebutan Kolang Kaling.
Manfaat Kolang Kaling untuk kesehatan
1. Mencegah penuaan dini
Arenga pinnata, juga dikenal sebagai buah aren, sangat kaya akan kandungan senyawa galactomannan, yaitu sejenis gula polisakarida yang dipercaya memiliki khasiat antipenuaan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Pharmacognosy Research menguji klaim tersebut.
Hasil penelitian menemukan bawah galactomannan mampu menghambat tirosinase lebih dari 50 persen.
Tirosinase sendiri adalah senyawa yang terlibat dalam sintesis melanin, yang memberikan pigmen warna pada kulit.
Nah, karena melanin juga bertanggung jawab sebagai salah satu penyebab bintik-bintik hitam, maka kemampuan galactomannan dalam menghambat tirosinase merupakan sebuah sinyal positif.
Tak hanya itu, galactomannan juga diketahui mampu melawan radikal bebas pemicu penuaan dini.
Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan kembali manfaat Kolang Kaling dalam mencegah penuaan dini.
2. Memperlancar sistem pencernaan
Manfaat Kolang Kaling yang kedua adalah membantu melancarkan sistem pencernaan.
Hal ini karena dalam 100 gram Kolang Kaling mengandung sekitar 1,6 gram serat kasar, alias serat tidak larut. Sesuai namanya, serat tak larut tidak bisa larut dalam cairan.
Jenis serat ini mendukung pergerakan sistem pencernaan dan meningkatkan massa feses sehingga serat yang tidak larut air bermanfaat untuk Anda yang sedang mengalami sembelit alias konstipasi.
Selain dari Kolang Kaling, serat tidak larut air juga dapat ditemukan dalam gandum, kacang-kacangan, seperti kacang hijau, serta sayuran, seperti bayam, kangkung, dan kembang kol.
Kandungan senyawa galactomannan juga dipercaya dapat memengaruhi kadar serat pangan yang terkandung di dalam buah Kolang Kaling.
Serat pangan sendiri memiliki banyak manfaat kesehatan. Selain baik untuk kesehatan pencernaan, serat pangan juga dapat mengurangi risiko penyakit hati, stroke, hipertensi, diabetes, dan obesitas.
3. Mencegah pengeroposan tulang
Penurunan hormon estrogen secara drastis setelah wanita mengalami menopause membuat mereka lebih rentan untuk kehilangan kepadatan dan jaringan tulangnya.
Akibatnya, tulang mereka menjadi lebih tipis dan rentan mengalami osteoporosis.
Namun tak perlu khawatir, ternyata kandungan kalsium dan fosfor dalam kolang-kaling juga dapat membantu mencegah penurunan kepadatan tulang pada wanita setelah menopause.
Ya, dalam 100 gram Kolang Kaling diketahui mengandung sekitar 91 kalsium dan 243 fosfor. Kandungan kalsium dan fosfor ini membuat kolang kaling baik untuk kesehatan dan kekuatan tulang.
Hal ini didukung oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal IIOAB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita setelah menopause yang makan Kolang Kaling dan melakukan senam tai chi secara rutin mengalami peningkatan kepadatan tulang dibandingkan dengan mereka yang melakukan senam tai chi saja.
Meski begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan jumlah responden yang lebih banyak untuk memastikan manfaat Kolang Kaling yang satu ini.
4. Membantu menghidrasi tubuh
Kolang Kaling memiliki kadar air yang relatif tinggi. Belum lagi kandungan vitamin dan berbagai mineral di dalamnya yang menjadikan buah satu ini mampu membantu menghidrasi tubuh Anda.
Hidrasi atau mempertahankan jumlah cairan di dalam tubuh merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, baik yang sehat maupun yang sedang sakit.
Jadi, selain banyak minum air putih, Anda juga bisa mendapatkan asupan cairan tambahan dari Kolang Kaling.
Namun ingat, berbagai manfaat Kolang Kaling di atas tidak akan dirasakan secara optimal jika Anda mengolah buah ini secara asal.
Hindari mengonsumsi Kolang Kaling secara berlebihan. Terutama ketika Anda mengolah buah ini menjadi manisan ataupun sup buah yang serba manis.
Alih-alih mendapatkan berbagai manfaat yang sudah disebutkan di atas, Anda justru berisiko lebih tinggi mengalami obesitas dan berbagai penyakit kronis lainnya apabila terlalu banyak makan makanan manis. (*)